JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengungkapkan sudah menempuh 3 langkah membangkitkan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) agar lebih berdaya saing dan berkontribusi lebih besar kepada perekonomian.
Menurut dia, besarnya kontribusi UMKM di kancah global juga membantu memperbaiki neraca pembayaran RI. Tercatat, UMKM mendominasi 99 persen dari total entitas usaha di Indonesia.
Baca juga: BI: Transisi Energi Terbarukan Butuh Dana Rp 50.000 Triliun Per Tahun
Kontribusinya terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pun mencapai 61 persen dan mampu menyerap tenaga kerja hingga 97 persen. Tak heran, inklusi ekonomi dan keuangan untuk UMKM menjadi salah satu agenda prioritas yang diperjuangkan Indonesia dalam G20.
"Alhamdulillah tahun lalu kita mencapai kesuksesan besar. Tapi arahan Pak Presiden, jangan cepat puas, harus kita tingkatkan di tahun 2022. Bukan turun, tapi naik. Bukan scale down tapi scale up," kata Perry dalam webinar Semangat Pinisi Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia, Kamis (24/2/2022).
Baca juga: Soal Perubahan Iklim, BI: Indonesia Sangat Diberkahi dan Beruntung...
Perry menuturkan, langkah pertama adalah menggunakan e-katalog untuk belanja barang kementerian/lembaga. Bank sentral kata Perry, sudah memanfaatkan e-katalog ini untuk pengadaan barang.
Adapun e-katalog adalah aplikasi belanja daring yang dikembangkan oleh Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP). E-katalog menyediakan beragam produk yang dibutuhkan pemerintah sehingga pengadaan barang bisa dipesan lewat aplikasi tersebut.
"BI sejak tahun lalu juga sudah menggunakan e-katalog, bagaimana UMKM yang menjadi vendor kami untuk kami berdayakan," ucap Perry.
Baca juga: Adopsi Investasi Hijau Masih Sulit, Bos BI Beberkan 3 Strateginya
Klaster produk
Langkah yang kedua adalah memberdayakan UMKM dengan membuat klaster sesuai produk atau jasa yang dijajakannya. Bank sentral juga memberikan pelatihan-pelatihan pemberdayaan, kewirausahaan, dan akses ke perbankan.
"Semakin banyak UMKM-UMKM yang bisa masuk ke Gernas (Gerakan Nasional) BBI (Bangga Buatan Indonesia). Mari kita panen lebih banyak UMKM untuk masuk ke Gernas BBI untuk tahun 2022," jelas Perry.
Digitalisasi pembayaran
Sementara langkah yang ketiga, mendukung digitalisasi UMKM, termasuk digitalisasi pembayaran. UMKM yang memanfaatkan teknologi digital terbukti lebih resilient terhadap krisis termasuk pandemi Covid-19.
Bank Indonesia kata Perry, menargetkan 15 juta UMKM mengakses QRIS di tahun 2022, setelah sukses memboyong 14 juta UMKM memanfaatkan QRIS dalam transaksinya pada tahun 2021.
"Dan kami akan sambungkan QRIS dengan berbagai negara, dengan Malaysia, Thailand, dan negara lain. sehingga UMKM tidak hanya menjadi sumber pertumbuhan ekonomi tapi juga go export, go digital, dan menjadi daya dukung Indonesia," tandas Perry.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.