JAKARTA, KOMPAS.com - Harga minyak mentah dunia sempat menyentuh level di atas 100 dollar AS per barrel segera setelah militer Rusia melakukan invasi ke Ukraina. Meski, pada penutupan perdagangan Kamis (Jumat pagi) harga minyak menjadi lebih rendah.
Dilansir dari Bloomberg, Jumat (25/2/2022), harga minyak mentah berjangka Brent untuk kontrak April 2022 menjadi di level 99,08 dollar AS per barrel, setelah sebelumnya sempat melonjak ke level 105,79 dollar AS per barrel.
Sementara West Texas Intermediate (WTI) AS menjadi di level 92,81 dollar AS per barrel.
Amerika Serikat (AS) telah memberikan sanksi ke lima bank besar Rusia sebagai langkah memblokir negara itu dari sistem keuangan global. Meski demikian, Presiden AS Joe Biden memastikan tak ada sanksi yang terkait dengan pasokan energi.
Rusia adalah produsen minyak terbesar ketiga di dunia. Negara yang dipimpin Vladimir Putin ini memproduksi sekitar 10 persen dari pasokan minyak global, atau sekitar 10,5 juta barel per hari.
Baca juga: IHSG Diprediksi Melemah akibat Sentimen Rusia–Ukraina, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini
Selain itu, Rusia juga merupakan pengekspor utama gas alam. Pada tahun 2020, Rusia menyumbang sekitar 38 persen dari impor gas alam Uni Eropa, menurut data badan statistik Uni Eropa, Eurostat.
Kendati harga minyak mentah berjangka terkoreksi dari level 100 dollar AS per barrel, namun analis menyebut tetap ada kemungkinan kenaikan harga yang jauh lebih tinggi ke depannya.
“Melemahnya harga minyak mentah di tengah pengenaan sanksi ke Rusia, tetap tidak mengubah kemungkinan harga minyak akan naik jauh lebih tinggi,” ujar Analis Pasar Senior Oanda, Ed Moya.
Baca juga: Harga Minyak Dunia Dekati 100 Dollar AS Usai Putin Perintahkan Pasukannya ke Ukraina Timur
Memanasnya geopolitik Rusia dan Ukraina telah menakuti pasar yang sebelumnya sudah tertekan akibat pasokan minyak di seluruh dunia gagal mengimbangi pemulihan permintaan yang kuat ketika pandemi Covid-19 mereda.
JP Morgan Chase & Co bahkan sempat memproyeksi rata-rata harga minyak mentah mungkin akan berada di level 110 dollar AS per barrel pada kuartal II-2022, jika konflik di Ukraina terus meningkat. Proyeksi ini sebelum terjadinya invasi Rusia ke Ukraina.
Saat ini Presiden AS Biden sedang mempertimbangkan untuk memanfaatkan kembali cadangan darurat minyak AS dan berkoordinasi dengan sekutunya untuk melawan lonjakan harga.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.