Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dianggap Kemahalan, Pengusaha Tak Berminat Pakai Tol Manado-Bitung

Kompas.com - 25/02/2022, 09:27 WIB
Muhammad Idris

Penulis

KOMPAS.com - Ruas jalan Tol Manado-Bitung telah terhubung secara penuh dan akan mulai dioperasikan pada pekan ini. Namun, volume lalu lintas kendaraan pada ruas tersebut tercatat masih rendah.

Selain itu, pengguna Tol Manado-Bitung masih didominasi kendaraan pribadi alias golongan I. Sementara untuk kendaraan sedang dan besar seperti truk (golongan II-V), masih sangat minim sekali.

Jalan tol ini belum menjadi pilihan utama bagi para pelaku industri meski bisa memangkas waktu pengiriman barang. Hal ini karena tingginya tarif tol untuk truk.

Karena tarif tol yang dianggap mahal, banyak pengusaha di kedua kota itu masih enggan menggunakan jalan bebas hambatan.

Baca juga: Deretan 7 Jalan Tol Terpanjang di Indonesia

”Dunia usaha maunya pakai tol supaya pengiriman lebih efektif dan efisien. Tetapi, kalau di-charge terlalu tinggi, ya, tidak mungkin," kata Daniel Singal Pesik, direktur salah satu perusahaan pengolahan ikan di Manado, PT Damai Sejahtera Persada, dilansir dari Kompas.id, Jumat (25/2/2022).

Meski diakui lebih cepat dari sisi waktu dengan menggunakan jalan tol, namun biaya yang harus dikeluarkan dinilai masih tidak sepadan.

"Tarif tol itu sama dengan uang makan dan rokok untuk sopir dan kenek,” ujar Daniel.

Jalan Tol Manado-Bitung mulai dibangun pada 2016 dengan sistem kerja sama pemerintah dan badan usaha (KPBU).

Dengan nilai investasi sebesar Rp5,12 triliun, jalan tol ini telah diresmikan pada September 2020 oleh Presiden Joko Widodo. Namun, sementara ini hanya 26,35 km yang sudah beroperasi.

Baca juga: 7 Kota di Indonesia yang Dibangun Penjajah Belanda dari Nol

Menurutnya, jalan tol yang menghubungkan Manado sebagai ibu kota provinsi dan Bitung sebagai kota pelabuhan itu merupakan kebutuhan riil bagi industri. Namun, keinginan untuk memanfaatkannya terhadang biaya tol yang terlalu mahal.

Hal serupa juga diungkapkan Abrizal Ang, pemilik PT Samudera Mandiri Sentosa (SMS), produsen tuna kaleng di Bitung. Ia menyebut biaya tol antara Manado dan Danowudu saat ini terlalu mahal.

Ia akan tertarik menggunakan jalan tol jika sudah dioperasikan seutuhnya. Tetapi, jika tarif tak diturunkan, ia akan tetap menggunakan Jalan Raya Manado-Bitung.

”Kami pasti juga berusaha menghindari macet di Jalan Raya Manado-Bitung, bisa hemat waktu setengah jam. Tapi, kalau biayanya tidak diturunkan, kami akan tetap pakai jalan biasa. Pakai jalan tol hanya sekali-sekali,” ujarnya.

Baca juga: Daftar 7 BUMN Terbesar di Indonesia dari Sisi Aset, Siapa Juaranya?

Menurut data PT Jasamarga Manado-Bitung (JMB) selaku operator jalan tol tersebut, tarif perjalanan sepanjang 26,35 km dari Manado hingga Danowudu bagi kendaraan besar golongan II dan III (dengan dua atau tiga sumbu roda) mencapai Rp 44.000.

Sementara, truk golongan IV dan V (empat sampai lima sumbu roda) Rp 58.500. Tarif pergi-pulang lewat jalan tol pun hampir sama dengan kebutuhan bahan bakar minyak, sekitar Rp 100.000.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com