Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Daging Sapi Mahal, Kementan Minta Satgas Pangan Telusuri yang "Bermain"

Kompas.com - 25/02/2022, 12:02 WIB
Elsa Catriana,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian Nasrullah menyatakan, semestinya saat ini kenaikan harga daging sapi tidak terjadi.

Sebab kata dia, melihat dari data yang ada ketersediaan daging sapi aman bahkan surplus.

"Melihat data stok daging yang ada, mestinya saat ini tidak ada kenaikan harga daging sapi," ujar Nasrullah dalam keterangannya, Jumat (25/2/2022).

Nasrullah mengatakan, berdasarkan hasil pendataan dan verifikasi secara faktual data ketersediaan daging sapi/kerbau bulan Februari hingga Mei 2022 sebanyak 240.948,5 ton, sedangkan kebutuhan sebanyak 238.211,8 ton, sehingga masih ada surplus sebanyak 2.736,7 ton.

Baca juga: Curhatan Emak-emak Kala Harga Daging Sapi Mulai Tak Masuk Akal: Pedagang Mogok, ya Libur Masak

Menurut dia, komposisi ketersediaan daging tersebut terdiri dari produksi sapi/kerbau Lokal sebanyak 564.360 ekor atau setara daging 101.596,0 ton, jenis sapi bakalan impor siap potong sebanyak 174.264 ekor atau setara daging 33.404,7 ton dan daging sapi/kerbau beku impor sebanyak 105.947,8 ton.

Nasrullah menyebutkan, pihaknya meminta Satgas Pangan untuk menelusuri kenaikan harga daging sapi tersebut.

"Kami mohon Satgas Pangan dapat menelusuri lebih jauh para pelaku yang bermain di dalamnya," ungkap Nasrullah.

Sebelumnya, Ketua Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) Abdullah Mansuri mengatakan, para pedagang daging sapi mengeluhkan kenaikan harga.

Abdullah membeberkan, harga daging sapi murni yang biasanya dibanderol Rp 115.000-Rp 120.000 sekilo, kini dibanderol Rp 132.000 per kilogram.

"Sementara harga daging sapi paha belakang juga naik menjadi Rp 140.000-an per kilogram," beber Abdullah.

Karena kenaikan harga ini, Abdullah mengatakan, para pedagang sapi akan melakukan mogok berjualan mulai pekan depan, Senin 28 Februari - 4 Maret 2022 mendatang.

"Mereka berpikir daripada lelah sama harganya tinggi mending berhenti jualan karena demand-nya atau pembelinya juga enggak ada," kata Abdullah.

Baca juga: Kementan Minta Warga Tenang, Stok Daging Sapi dan Kerbau Aman Jelang Ramadhan hingga Lebaran

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com