JAKARTA, KOMPAS.com - Ukraina melakukan crowdfunding untuk mengumpulkan uang bagi pasukan militernya. Hal ini menyusul serangkain serangan yang digencarkan Rusia.
Apa sebenarnya yang dimaksud dengan crowdfunding?
Crowdfunding adalah teknik pendanaan untuk proyek atau unit usaha yang melibatkan masyarakat secara luas.
Indonesia juga memiliki berbagai perusahaan teknologi finansial (tekfin) urun dana ini. Namun, ternyata ada beberapa jenis tekfin crowdfunding yang dikenal di Indonesia.
Baca juga: Digempur Rusia, Ukraina Buka Crowdfunding untuk Biayai Tentaranya
Dikutip dari sikapiuangmu.ojk.id, berikut adalah empat jenis perusahaan tekfin crowdfunding berdasarkan cara kerjanya.
1. Donation Based
Sesuai namanya, para pendonor yang menyetorkan modalnya tidak mendapat imbalan apapun dari proyek yang diajukan. Biasanya dalam donation based, crowdfunding diperuntukkan untuk proyek-proyek yang bersifat non-profit seperti membangun panti asuhan, sekolah, dan sebagainya.
Salah satu yang ada di Indonesia adalah Kitabisa.com. Pada tahun 2017, PT Regio Aviasi Industri (RAI) membuka penggalangan dana untuk pengembangan pesawat buatannya R80. Seperti diketahui pesawat tersebut adalah rancangan Presiden Ketiga Republik Indonesia Bacharuddin Jusuf Habibie.
Crowdfunding itu dilakukan secara online melalui situs crowdfunding Kitabisa.com. Waktu itu, tercatat hasil urun dana mencapai Rp 1,99 miliar.
2. Reward Based
Pada jenis ini, mereka yang mengajukan proposal biasanya memberikan penawaran berupa hadiah atau imbalan lainnya berupa barang, jasa atau sebuah hak. Mereka tidak memberikan bagi hasil dari keuntungan yang didapat dari proyek tersebut.
Crowdfunding jenis ini biasanya diperuntukkan untuk proyek dari industri kreatif seperti games atau musik. Para donatur yang mendanai proyek tersebut akan diberikan fitur-fitur menarik dari produk yang didanai.
Baca juga: Indonesia Malah Diuntungkan dari Perang Rusia–Ukraina? Ini Penjelasannya
3. Debt Based
Sebenarnya crowdfunding jenis ini sama dengan pinjaman biasa. Para calon debitor akan mengajukan proposalnya dan para donatur atau kreditur akan menyetorkan modal yang dianggap sebagai pinjaman dengan imbal balik berupa bunga.
4. Equity Based
Konsepnya sama seperti saham. Uang yang disetorkan akan menjadi ekuitas atau bagian kepemilikan atas perusahaan dengan imbalan dividen.
Di Indonesia tekfin ini lebih populer disebut equity/securities crowdfunding.
Tekfin crowdfunding ini sering digunakan untuk memperluas akses pembiayaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
Sampai sekarang, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat ada tujuh platform yang sudah terdaftar sebagai equity crowdfunding yaitu Santara, Bizhare, Crowdana, LandX, Dana Saham, SHAFIQ, dan FundEx.
Dalam dua tahun terakhir, hanya ada 3 tambahan pemain baru dalam sektor ini.
Baca juga: Mengenal Fintech Crowdfunding dan Daftar Platform Resminya di OJK
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.