Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Jenis Fintech Crowdfunding di Indonesia, Apa Saja?

Kompas.com - 25/02/2022, 17:54 WIB
Agustinus Rangga Respati,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ukraina melakukan crowdfunding untuk mengumpulkan uang bagi pasukan militernya. Hal ini menyusul serangkain serangan yang digencarkan Rusia.

Apa sebenarnya yang dimaksud dengan crowdfunding?

Crowdfunding adalah teknik pendanaan untuk proyek atau unit usaha yang melibatkan masyarakat secara luas.

Indonesia juga memiliki berbagai perusahaan teknologi finansial (tekfin) urun dana ini. Namun, ternyata ada beberapa jenis tekfin crowdfunding yang dikenal di Indonesia.

Baca juga: Digempur Rusia, Ukraina Buka Crowdfunding untuk Biayai Tentaranya

Dikutip dari sikapiuangmu.ojk.id, berikut adalah empat jenis perusahaan tekfin crowdfunding berdasarkan cara kerjanya.

1. Donation Based

Sesuai namanya, para pendonor yang menyetorkan modalnya tidak mendapat imbalan apapun dari proyek yang diajukan. Biasanya dalam donation based, crowdfunding diperuntukkan untuk proyek-proyek yang bersifat non-profit seperti membangun panti asuhan, sekolah, dan sebagainya.

Salah satu yang ada di Indonesia adalah Kitabisa.com. Pada tahun 2017, PT Regio Aviasi Industri (RAI) membuka penggalangan dana untuk pengembangan pesawat buatannya R80. Seperti diketahui pesawat tersebut adalah rancangan Presiden Ketiga Republik Indonesia Bacharuddin Jusuf Habibie.

Crowdfunding itu dilakukan secara online melalui situs crowdfunding Kitabisa.com. Waktu itu, tercatat hasil urun dana mencapai Rp 1,99 miliar.

2. Reward Based

Pada jenis ini, mereka yang mengajukan proposal biasanya memberikan penawaran berupa hadiah atau imbalan lainnya berupa barang, jasa atau sebuah hak. Mereka tidak memberikan bagi hasil dari keuntungan yang didapat dari proyek tersebut.

Crowdfunding jenis ini biasanya diperuntukkan untuk proyek dari industri kreatif seperti games atau musik. Para donatur yang mendanai proyek tersebut akan diberikan fitur-fitur menarik dari produk yang didanai.

Baca juga: Indonesia Malah Diuntungkan dari Perang Rusia–Ukraina? Ini Penjelasannya

3. Debt Based

Sebenarnya crowdfunding jenis ini sama dengan pinjaman biasa. Para calon debitor akan mengajukan proposalnya dan para donatur atau kreditur akan menyetorkan modal yang dianggap sebagai pinjaman dengan imbal balik berupa bunga.

4. Equity Based

Konsepnya sama seperti saham. Uang yang disetorkan akan menjadi ekuitas atau bagian kepemilikan atas perusahaan dengan imbalan dividen.

Di Indonesia tekfin ini lebih populer disebut equity/securities crowdfunding.

Tekfin crowdfunding ini sering digunakan untuk memperluas akses pembiayaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).

Sampai sekarang, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat ada tujuh platform yang sudah terdaftar sebagai equity crowdfunding yaitu Santara, Bizhare, Crowdana, LandX, Dana Saham, SHAFIQ, dan FundEx.

Dalam dua tahun terakhir, hanya ada 3 tambahan pemain baru dalam sektor ini.

Baca juga: Mengenal Fintech Crowdfunding dan Daftar Platform Resminya di OJK

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Whats New
Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com