Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Filsa Budi Ambia, Olah Produk Skala Rumahan Jadi Oleh-oleh Nomor Satu Khas Balikpapan

Kompas.com - 26/02/2022, 11:01 WIB
Elsa Catriana,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Dalam memulai sebuah bisnis kerap diwarnai dengan kegagalan serta semangat pantang menyerah dari sang pendiri. Semua dilewati hingga mereka menemukan bisnis yang sesuai dengan minat konsumen dan target pasarnya.

Salah satu tokoh inspiratif yang kini telah berhasil meraih kesuksesan setelah sempat banyak melalui sejumlah kegagalan adalah Filsa Budi Ambia atau yang akrab disapa Filsa, Pemilik Kampoeng Timoer (No.1 Oleh-oleh Khas Balikpapan) yang cukup dikenal dengan produk peyek kepitingnya.

Filsa menceritakan, sebelum mendirikan bisnis Kampoeng Timur, Filsa merantau dari Pulau Jawa ke Pulau Kalimantan dan mencoba untuk menekuni berbagai profesi.

Baca juga: Cerita Pedagang Sayur Pasar Kramat Jati, Omzet Naik 200 Persen Usai Masuk Platform Online Saat PSBB hingga PPKM

Selang beberapa tahun, ia pun merasa jenuh, hingga akhirnya terlintas ide untuk membangun bisnis sendiri.

Namun karena kurangnya pengetahuan bisnis yang dimilikinya pada saat itu, ia pun mendaftarkan diri untuk mengikuti seminar bisnis di tahun 2010 dan mengokohkan niat untuk berwirausaha.

“Keraguan untuk memulai bisnis tentunya ada, namun saat itu saya ingat tentang nasihat Dahlan Iskan untuk menghabiskan jatah kegagalan di masa muda," ujar Filsa saat bincang ShopeePay secara virtual, Jumat (25/2/2022).

Setelah mengikuti seminar tentang memulai bisnis, Filsa akhirnya mencoba bisnis ayam goreng kalasan yang modalnya berasal dari gajinya yang ia sisihkan. Namun akhirnya bisnis tersebut gagal.

Tidak patah semangat, kemudian Filsa membuka usaha martabak, dan lagi-lagi usaha itu belum berhasil.

"Usaha bisnis martabak mini saya hanya mampu berjalan beberapa bulan," kata Filsa.

Baca juga: Kisah Sukses Pemilik SalaKilo Balikpapan Ciptakan Inovasi Kue dari Buah Salak

Setelah tiga kali merasakan kegagalan, Filsa mengaku masih belum menyerah.

Dengan modal yang minim, akhirnya dia mencoba sekali lagi untuk menggeluti bisnis skala rumahan yang kebetulan tidak dilanjutkan oleh tetanggannya, yaitu bisnis peyek kacang. Dari situ lah kisah Kampoeng Timoer dimulai.

Bermodalkan semangat pantang menyerah dan pengetahuan membuat peyek kacang dari tetangganya, tanpa disadari Filsa melangkahkan kaki menuju kesuksesannya.

Berpikir kurang ada keistimewaan dari sebuah peyek kacang yang dijual seharga Rp 2.000, Filsa mencetuskan sebuah ide untuk menjual produk olahan kepiting yang terinspirasi dari Balikpapan yang terkenal oleh kepitingnya.

Melalui berbagai percobaan, akhirnya terciptalah produk peyek kepiting Kampoeng Timoer pada tahun 2012 yang ternyata mendapat sambutan hangat dari banyak masyarakat dan bisnis oleh-oleh Kampoeng Timoer. Bisnisnya pun berjalan dan menuju kesuksesan.

Selang beberapa tahun, kini Kampoeng Timur telah berkembang dan menciptakan berbagai varian produk hasil laut lainnya seperti peyek kepiting dengan rasa pedas dan blackpepper, amplang kepiting, amplang tenggiri, kerupuk ikan pepija, serta abon kepiting dan abon rajungan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com