Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

G20 dan Upaya Pemerintah Dorong Energi Hijau Lewat Kendaraan Listrik

Kompas.com - 26/02/2022, 20:49 WIB
Yohana Artha Uly,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

Sebelumnya, Pertamina bersama Gojek dan Electrum pun telah melakukan uji coba komersial tahap satu motor listrik. Hasilnya, pemanfaatan motor listrik dapat diterima dengan baik oleh mitra pengemudi dan konsumen.

Saat ini pilot layanan swapping station tersebut tersedia untuk digunakan oleh 500 pengemudi Gojek yang menggunakan motor listrik. Namun, ke depannya Pertamina akan meningkatkan layanan ini agar dapat dimanfaatkan pula oleh masyarakat umum.

Baca juga: Pengemudi Ojol Bisa Lebih Hemat Rp 500.000 Jika Pakai Motor Listrik

“Target kami akan segera kami ditingkatkan. Kalau hasil pilotnya bagus, tahun depan bisa kami tingkatkan swapping station untuk melayani 5.000 kendaraan dan karena targetnya cukup agresif ya, lebih cepat lebih baik. Karena ini merupakan komitmen bersama,” ungkap Nicke Widyawati.

Dalam menggunakan layanan swapping station, pengemudi cukup memasukkan baterai motor listrik yang dayanya sudah habis ke dalam salah satu kotak charging. Nantinya, baterai yang sudah terisi penuh akan otomatis keluar dari kotak charging lainnya.

Sementara itu, setiap motor listrik memiliki dua baterai, yang terdiri dari satu baterai terhubung dengan motor dan satu baterai lainnya untuk cadangan.

Adapun setiap satu baterai berkapasitas penuh bisa digunakan dengan jarak tempuh 50-60 kilometer, sehingga dengan adanya dua baterai yang tersedia maka motor listrik bisa digunakan hingga 120 kilometer.

Dampak penggunaan kendaraan listrik pada pengemudi ojol

Hasil uji coba penggunaan motor listrik pada pengemudi ojek online (ojol) yang dilakukan Pertamina dan Gojek dalam beberapa bulan terakhir, menunjukkan pengemudi bisa menghemat biaya operasional hingga 30 persen

CEO Gojek Kevin Aluwi mengatakan, uji coba penggunaan motor listrik tersebut mendapat respons yang baik dari para mitra driver Gojek, baik dari tarikan mesin yang mulus, jangkauan kendaraan yang lumayan jauh, hingga hemat biaya operasional.

"Kami tahu dari mitra driver kami, biaya operasional turun sekitar 30 persen, di mana perbulan bisa lebih murah sekitar Rp 500.000 sampai Rp 700.000. Jadi dari sudut pandang mitra driver sangat menjanjikan lah," ujarnya.

Pada kesempatan peresmian itu, terdapat pula momen Presiden Jokowi berbincang dengan salah satu pengemudi Gojek, Ismail. Menurut Ismail, dirinya bisa menghemat sekitar Rp 15.000 per hari dengan menggunakan motor listrik.

"Saya sudah dua bulan uji coba dengan dua unit. Saya kalau beli BBM Rp 40.000-Rp 45.000, dengan ini saya sewa Rp 30.000 per hari. Tapi saya jadi bisa hemat, ada selisih Rp 15.000," ungkap dia.

Ia menambahkan, penghematan itu belum memperhitungan biaya perawatan motor yang biasanya harus dikeluarkan, sebab biaya perawatan menjadi tanggungan dari pihak Gojek.

"Ini belum menghitung oli dan servis perawatan karena sudah include semua sudah tanggung dari GoJek. Ini sangat membantu teman-teman," kata Ismail.

Baca juga: Jokowi Targetkan 2 Juta Motor Listrik Mengaspal, Ingin RI Jadi Raja Produsen Kendaraan Listrik

Dampak penggunaan kendaraan listrik pada lingkungan

Kendaraan listrik memang tidak menghasilkan emisi gas buang, namun sering kali dipandang sebelah mata karena mendapat pasokan listrik dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) yang berbasis batu bara atau energi fosil.

Meski demikian, secara keseluruhan perbandingan emisi kendaraan listrik diklaim tetap lebih bersih dibandingkan kendaraan konvensional. Hal itu karena secara perhitungan, CO2 yang dikeluarkan kendaraan listrik jauh lebih rendah meski menggunakan listrik dari PLN, dibandingkan kendaraan berbasis bahan bakar minyak (BBM).

"CO2 yang dirilis dari kendaraan biasa dengan bahan bakar minyak itu untuk jarak 19.000 kilometer mencapai 4.100 kilogram. Sementara untuk kendaraan listrik tetapi menggunakan listrik PLN, (untuk jarak yang sama) diperhitungkan 1.300 kilogram CO2," ujar Anggota Dewan Energi Nasional As Natio Lasman dalam acara IEMS 2021 pada Rabu (24/11/2021) lalu.

Sementara, jika kendaraan listrik itu pengisian dayanya bersumber dari energi baru terbarukan (EBT), seperti dari Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Atap yang mulai dikenal masyarakat, maka artinya kendaraan listrik tak menghasilkan emisi gas buang sama sekali.

Menurutnya, pada saat ini kendaraan listrik menjadi solusi untuk menyelamatkan lingkungan sebab dapat secara signifikan mengurangi emisi karbon dari sektor transportasi. Bahkan, kendaraan listrik menjadi solusi meningkatkan perekonomian nasional karena penggunaannya dapat menekan impor migas.

"Neraca perdagangan Indonesia dipengaruhi oleh defisit perdagangan migas yang terus meningkat sejak menjadi net oil importer pada 2004," kata dia.

Baca juga: Kirim Barang, Kurir Lazada Bakal Gunakan Motor Listrik

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com