Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Facebook dan Youtube Blokir Media Rusia

Kompas.com - 27/02/2022, 09:34 WIB
Fika Nurul Ulya,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

Sumber CNN

NEW YORK, KOMPAS.com - Platform jejaring sosial Facebook memblokir sejumlah saluran Rusia, termasuk media yang disponsori pemerintah, agar tidak bisa memonetisasi uang dari platformnya.

Pemblokiran tersebut menyusul sanksi yang diberikan Amerika Serikat (AS) dan negara eropa usai Rusia melancarkan invasi ke Ukraina pada Kamis (24/2/2022).

Serupa dengan Meta dan Facebook, Youtube juga bakal memblokir kemampuan sejumlah saluran media Rusia. Dengan demikian, rekomendasi saluran tersebut kepada pengguna Youtube akan secara signifikan dibatasi.

Baca juga: Seberapa Miskin Ukraina?

Dikutip dari CNN Business, Minggu (27/2/2022), Menteri Digital Ukraina Mykhailo Fedorov mengatakan, pihaknya menghubungi Youtube dan meminta platform tersebut memblokir saluran propaganda Rusia. Fedorov secara khusus menyebut Russia 24, TASS, dan RIA Novosti.

Menanggapi hal itu, seorang juru bicara YouTube mengatakan, perusahaan telah menghapus ratusan saluran dan ribuan video selama beberapa hari terakhir, termasuk saluran untuk praktik penipuan terkoordinasi.

Memang ketika krisis di Ukraina meningkat, perusahaan media sosial berusaha keras mengendalikan informasi dan propaganda negara Rusia.

Sementara itu, Kepala kebijakan keamanan Meta, Nathaniel Gleicher, menuturkan, pihaknya akan terus memberi label pada posting media pemerintah Rusia.

"Kami memantau dengan cermat situasi di Ukraina dan akan terus berbagi langkah yang kami ambil untuk melindungi orang-orang di platform kami. Perubahan ini sudah mulai diluncurkan dan akan berlanjut hingga akhir pekan," ungkap Gleicher.

Batasi Facebook

Sementara di Rusia, akses Facebook dibatasi sebagian. Rusia menuduh penyensoran platform tersebut melanggar hukum.

Kementerian Komunikasi Rusia mengklaim Facebook melanggar hak dan kebebasan warga Rusia. Lalu, menuduh jaringan sosial itu telah menutup beberapa media Rusia pada hari Kamis.

Presiden urusan global Meta, Nick Clegg menjelaskan, Rusia meminta perusahaan untuk menghentikan pengecekan fakta dan pelabelan independen kepada empat media Rusia. Namun, hal itu ditolak Facebook.

"Kami menolak. Orang Rusia menggunakan aplikasi kami untuk mengekspresikan diri dan mengatur tindakan," tandas Clegg.

Baca juga: Jika Konflik Rusia-Ukraina Terus Memanas, Ada Potensi Harga Emas Melonjak ke 2.000 Dollar AS

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Whats New
Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Rilis
INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

Whats New
Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Whats New
OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

Rilis
Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Whats New
Lebaran 2024, KAI Sebut 'Suite Class Compartment' dan 'Luxury'  Laris Manis

Lebaran 2024, KAI Sebut "Suite Class Compartment" dan "Luxury" Laris Manis

Whats New
Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Whats New
Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Whats New
Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com