1. Memperbarui Informasi dan Mencatat Setiap Detail
Setiap perubahan yang terjadi setiap hari, dan memengaruhi total kepemilikan perusahaan oleh pemegang saham harus diperbarui agar cap table tetap bersih. Contoh: penambahan pemegang saham, transfer saham, pembelian kembali (buy back from shares), penggunaan opsi saham (stock option exercises), dan transaksi lainnya.
2. Menyertakan Rincian Obligasi Konversi (Convertible Notes)
Obligasi konversi (convertible notes) menjadi semakin populer saat ini di dunia pembiayaan perusahaan rintisan tahap awal karena kepraktisannya. Salah satu kesalahan utama dari kebanyakan perusahaan rintisan awal adalah tidak mencantumkan convertible notes pada cap table mereka.
Investor akan membuat keputusan berdasarkan kemungkinan dilusi investasi mereka pada kepemilikan, serta hak yang menyertai obligasi konversi. Kekeliruan pada catatan obligasi konversi dapat mengakibatkan keputusan yang salah bagi investor, dan kemungkinan akan merugikan perusahaan rintisan kedepannya.
3. Menjelaskan Rencana untuk Employee Stock Option Plan (ESOP)
Tim adalah salah satu aset yang paling penting. Pembuatan rencana kepemilikan saham karyawan (employee stock option plan) adalah salah satu cara untuk menarik dan memberi insentif individu yang sudah berpengalaman untuk bergabung dengan perusahaan rintisan.
Penelitian menunjukkan bahwa sebuah perusahaan yang setidaknya 30 persen sahamnya dimiliki oleh karyawan, akan lebih produktif, tumbuh lebih cepat, dan memiliki tim yang bermotivasi tinggi (Dudley & Rouen, 2021).
4. Memasukkan Penilaian Pra-Uang (Pre-Money Valuation)
Memasukkan pre-money valuation ke dalam cap table perusahaan saat perencanaan memberikan gambaran tentang nilai wajar saham (fair value of the shares). Dengan adanya informasi tentang pre-money valuation, investor akan memiliki referensi terhadap persentase kepemilikan yang akan diterima oleh mereka dengan sejumlah pendanaan yang diberikan dan jumlah kepemilikan yang dimiliki oleh investor baru atas sejumlah pendanaan yang diberikan..
5. Menambah Detail Kemungkinan Dilusi Saat Investor Datang
Selena Maranjian (2015), mengungkapkan bahwa dilusi (dilution) terjadi ketika perusahaan menerbitkan saham baru yang menurunkan persentase kepemilikan pemegang saham yang ada di perusahaan. Oleh karena itu, menambahkan rincian efek dilusi dengan adanya pemegang saham baru dibutuhkan untuk memertahankan cap table yang baik.
Informasi ini juga akan memberikan gambaran yang jelas bagi investor yang ada mengenai berapa pendanaan tambahan yang harus diberikan oleh investor untuk dapat mempertahankan porsi kepemilikannya dan menggunakan hak pro-rata (pro-rata rights).
6. Membersihkan Cap Table yang Berantakan
Investor menyukai cap table yang bersih, terbaru, dan terinci dengan semua detail yang diperlihatkan oleh pendiri. Untuk itu, cap table yang ‘berantakan’ perlu dibersihkan sebelum dana investor baru masuk.