Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Minyak Tinggi, Pengamat: Saatnya Pindah Ke Energi Terbarukan

Kompas.com - 27/02/2022, 16:12 WIB
Agustinus Rangga Respati,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Salah satu dampak invasi Rusia ke Ukraina adalah melonjaknya harga minyak bumi.

Meskipun sempat melandai pada penutupan perdagangan jelang week end, harga minyak bumi masih tergolong tinggi.

"Sekarang saatnya kita pindah dari oil gas ke energi terbaharui. Belum lagi, Rusia juga memiliki komoditas baru bara yang banyak. Ini saatnya kita ke renewable energi," ajak Dosen Paramadina Graduate School of Diplomacy, Mahmud Syaltout pada Sabtu, (26/2/2022).

Baca juga: Konflik Rusia-Ukraina Bikin Harga Minyak Melambung, Harga BBM Bakal Naik?

Dalam diskusi publik "Dampak Perang Rusia Ukraina: Ekonomi dan Politik Global" ia menjabarkan kuatnya dampak perang ini terhadap komoditas minyak bumi di Eropa.

Pasalnya Rusia memang dikenal sebagai penghasil minya bumi terbesar ketiga di dunia. Banyak negara di Eropa mengandalkan pasokan minyak bumi dan gas dari Rusia.

Dia bilang, sebagai negara yang banyak melakukan impor minyak bumi, Indonesia perlu bersiasat. Jika tidak, dipastikan APBN Indonesia akan bengkak.

"Masalahnya, Rusia juga dikenal sebagai penghasil nikel dan paladium yang merupakan bahan baku untuk energi terbarukan," kata Syaltout.

Menanggapi itu, ia tidak terlalu khawatir. Sebab, Indonesia juga sebenarnya memiliki potensi energi baru terbarukan (EBT). Tinggal menunggu, sejauh mana pemerintah akan melakukan konsolidasi.

Ia menambahkan, kalau perang ini jangka panjang dan lebih dari dua minggu APBN Indonesia akan mengalami goncangan yang sangat keras. Pasalnya, belum lepas dari masalah Covid-19, kini perekonomian Indonesia mendapat tantangan migas.

"APBN kita akan babak belur. Sementara, kita mau bangun IKN, ibukota baru," tutup dia.Baca juga: Perang Rusia-Ukraina, Ini Dampak Besarnya kepada Warga Indonesia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com