SINGAPURA, KOMPAS.com - Minyak berjangka naik lebih dari 4 persen, mendorong pergerakan saham di Asia-Pasifik lebih volatile, Senin (28/2/2022).
Dilansir dari CNBC, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate naik 5,2 persen menjadi 96,35 dollar AS per barel di perdagangan bursa Asia.
Baca juga: Dampak Konflik Rusia-Ukraina di Indonesia, Harga BBM Bisa Naik, Juga Elpiji dan Listrik
Patokan internasional minyak mentah Brent naik 4,3 persen di posisi 102,14 dollar AS per barrel, atau melewati level 100 dollar AS per barel pada minggu lalu, yang sempat menyentuh 105 dollar AS.
Emas spot, sebagai aset aman di tengah ketidakpastian global, diperdagangkan di level 1.910,84 dollar AS per troy ounce atau naik 1,23 persen.
Baca juga: Perang Rusia-Ukraina Diprediksi Bikin Indonesia Untung, Harga Batu Bara hingga Nikel Bakal Melambung
Indeks Asia Pasific merah, dengan penurunan Shanghai Komposit 0,54 persen, Hang Seng Hong Kong juga turun 0,87 persen, Nikei Jepang ikut melemah 0,28 persen.
Sementara itu, indeks Kospi menguat tipis 0,14 persen dan Kosdaq naik 0,49 persen.
S&P/ASX 200 di Australia naik 0,5 persen. Pekan lalu, pasar global bergejolak menyusul aksi invasi Rusia ke Ukraina.
Baca juga: 10 Saham Paling Cuan Sepekan, Ada Emiten Pertambangan dan Energi
Sementara itu, saham-saham Wall Street naik pada Jumat pekan lalu.
Dow Jones Industrial Average menguat 2,5 persen atau 834,9 poin di posisi 34.058,75. S&P 500 menguat 2,24 persen di posisi 4.384,65, dan Nasdaq Comsosit naik 1,6 persen atau 221,04 poin di posisi 13.694,62.
Saham-saham perbankan dan turunannya ikut menguat, seperti Signature Bank yang melesat 7,4 persen, PayPal Holding menguat 5,6 persen, dan Standard Chartered naik 8,7 persen.
Baca juga: Ekonomi Pulih, Indonesia Balik Jadi Negara Berpenghasilan Menengah Atas Pada 2022