Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dana Asing Banyak "Parkir" di Pasar Modal Indonesia Saat Perang Rusia-Ukraina, Ini Sebabnya

Kompas.com - 01/03/2022, 11:53 WIB
Kiki Safitri,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Pasar modal Tanah Air berhasil mencatatkan capital inflow yang cukup tinggi seiring dengan data-data ekonomi yang positif. Secara year to date, aliran modal asing yang masuk pasar domestik mencapai Rp 24,7 triliun.

Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Muhammad Nafan Aji Gusta mengatakan, mengalirnya dana asing di pasar modal domestik terjadi karena indikator ekonomi Indonesia yang positif.

“Menurut saya so far pasar modal mengalami capital inflow, bicara year to date, para pelaku pasar lebih cenderung mengapresiasi fundamental makro ekonomi yang solid, kondusif, dan berkesinambnungan. Wajar saja, aliran dana asing mengalir cukup tinggi,” kata Nafan kepada Kompas.com, Selasa (1/3/2022).

Baca juga: Ekonomi Pulih, Indonesia Balik Jadi Negara Berpenghasilan Menengah Atas Pada 2022

Seperti diketahui saat ini tengah terjadi ketidakpastain globala kibat konflik Rusia dan Ukraina yang terus memanas.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) juga tak luput dari dampak tersebut, dan sempat mengalami pelemahan. Namun demikian, asing masih mencatatkan net buy atau beli bersih di pasar domestik.

Baca juga: AS Beri Sanksi Baru ke Rusia, Harga Minyak Dunia Naik Jadi 100,99 Dollar AS Per Barel

Nafan mengungkapkan, dana asing yang parkir di Tanah Air ini juga tidak lepas dari kinerja GDP Indonesia yang sudah rebound dari kontraksi sebelumnya, dan indeks PMI juga berada di zona ekspansi per Februari, walau sempat mengalami perlambatan karena PPKM untuk memitigasi penyebaran Covid-19.

Dengan indikator-indikator yang positif tersebut, para pelaku pasar menilai pemulihan ekonomi Indonesia sudah on the track.

Baca juga: Indonesia Malah Diuntungkan dari Perang Rusia–Ukraina? Ini Penjelasannya

Di sisi lain, Indonesia sebagai negara penghasil sumber daya alam yang cukup besar diuntungkan dengan kenaikan harga komoditas.

“Para pelaku pasar menilai, pemulihan ekonomi di Indonesia sudah on the track. Di sisi lain, (sentimen) invasi militer Rusia ke Ukraina mendorong kenaikan harga komoditas. Sehingga pelaku pasar melihat, Indonesia memiliki sumber daya alam melimpah, dengan indikator ekonomi yang positif,” tambah dia.

Baca juga: Harga Minyak Dunia Melonjak Efek Invasi Rusia ke Ukraina, Bursa Asia Terkapar

Nafan mengatakan, dengan kinerja IHSG yang terapresiasi yang merupakan pengaruh dinamika geopolitik, khususnya di kawasan Eropa Timur.

Efek dari agresi militer membuat negara-negara sekutu menerapkan sanksi untuk mengurangi dan mempengaruhi kapasitas dan kapabilitas Rusia dalam rangka menjalankan bagian dari kebijkan politik pemerintah.

“Ini bisa membuat kacau balau dan Rusia, Sektor yang perlu dicermati pada awal pekan ini adalah sektor tekno dan energi,” ungkap Nafan.

Baca juga: IHSG 2022 Diproyeksi Mampu Tembus Level 7.300, Ini Pendongkraknya

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com