Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Biang Kerok Harga Daging Sapi Naik hingga Rp 140.000 Per Kg

Kompas.com - 02/03/2022, 06:47 WIB
Elsa Catriana,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Harga daging sapi di pasaran melonjak hingga tembus Rp 140.000 per kilogram (kg). Padahal, harga normalnya hanya Rp 120.000 per kilogram.

Ketua Jaringan Pemotongan dan Pedagang Daging Indonesia (Jappdi) Asnawi mengatakan, kenaikan harga daging sapi ini terjadi karena harga daging sapi di Australia yang tinggi, serta kurangnya pasokan dari negara tersebut.

"Masalahnya, di Australia, daging sapi sudah mengalami kenaikan harga. Cuma persoalannya, Indonesia ini menjadi pasar dunia yang dikuasai hanya satu negara eksportir sapi, yakni Australia. Jadi mau tidak mau, suka tidak suka, apa kata mereka (Australia), pihak importir ikut aja," ujar Asnawi kepada Kompas.com, Selasa (1/3/2022).

Baca juga: Kawasan Puncak Bogor Langganan Macet, Sandiaga Uno Usul Bikin Kereta Gantung

Asnawi menjelaskan, kebutuhan sapi siap potong untuk tiga provinsi di Indonesia yaitu Jakarta, Banten, dan Jawa Barat, 93 persennya berasal dari Australia. Sementara sisanya berasal dari sapi lokal.

Asnawi juga mengatakan, daging sapi di dalam negeri sudah mengalami kenaikan harga sejak Desember 2021. Adapun kenaikannya sekitar 7 persen-20 persen.

Hal tersebut juga diamini oleh Direktur Eksekutif Gabungan Pelaku Usaha Peternakan Sapi Potong Indonesia (Gapuspindo) Djoni Liano.

Baca juga: Sandiaga Uno: Wisatawan Rusia dan Ukraina Salah Satu yang Potensial Berkunjung ke Bali

Djoni mengatakan, penyebab mahalnya harga daging sapi lantaran semua komoditas pangan di dunia tak terkecuali di Australia sedang mengalami lonjakan harga.

Selain itu kata dia, permintaan daging sapi di Australia juga naik karena tingkat konsumsi daging sapi di negara tersebut sedang tinggi.

Hal ini yang menyebabkan pemerintah Australia lebih mengutamakan kebutuhan warganya ketimbang mengimpor sapi ke Indonesia.

Baca juga: Wajib Pindah ke IKN Nusantara, ASN Bakal Dapat Tunjangan Tambahan

"Jadikan karena pandemi orang di sana lebih mengutamakan protein dari daging jadi kebijakan mereka, Pengiriman ke Indonesia yang dikurangi daripada kebutuhan untuk masyarakatnya sendiri yang dikurangi," jelas Djoni.

Faktor lain yang mendorong harga sapi di Indonesia melonjak yaitu naiknya biaya impor daging. Selain itu harga pakan sapi juga disebut sedang mengalami kenaikan harga.

Djoni mengatakan, biasanya sapi harus melewati proses penggemukan dahulu selama 2-3 bulan. Dalam proses penggemukan tersebut, membutuhkan biaya pakan yang tidak sedikit.

"Nah pertanyaannya lagi kenapa biaya pakan naik? Ya karena biaya logistik juga mengalami kenaikan. Ini semua saling bergantungan gitu," kata dia.

Oleh sebab itu, Djoni menyarankan ke pemerintah agar sumber impor daging sapi Indonesia jangan hanya berpatokan dan bergantung pada Australia saja. Ia menilai pentingnya mencari pasokan sapi dari beberapa negara lain seperti Brazil dan Meksiko.

"Kalau hanya Australia saja yang single suplier kita bakal bergantungan terus sama mereka. Kami dari asosiasi mengusulkan untuk impor sapi itu dari Brazil atau dari Meksiko," pungkasnya.

Baca juga: Temui Pedagang Daging, Kepala Badan Pangan Nasional: Setop Dulu Niat Liburnya...

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com