Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia Langganan Impor Gandum dari Ukraina dan Rusia, Cek Datanya

Kompas.com - 03/03/2022, 19:29 WIB
Muhammad Choirul Anwar

Penulis


KOMPAS.com – Ukraina dan Rusia yang sedang berperang sama-sama merupakan negara utama pemasok gandum ke Indonesia.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, Indonesia setiap tahun selalu mengimpor gandum dari Ukraina dan Rusia.

Impor biji gandum dan meslin dari Ukraina ke Indonesia bahkan tercatat sebagai yang terbanyak jika dibandingkan dengan negara lain pada tahun 2018-2020.

Baca juga: Daftar Negara Pengekspor Senjata Terbesar Dunia, AS dan Rusia Bersaing

Adapun Ukraina dan Rusia sejak tahun 2017 hingga 2021 selalu masuk 10 besar pada daftar negara asal impor gandum Indonesia.

Rincian impor gandum asal Ukraina

Berikut data impor gandum asal Ukraina sejak tahun 2017-2021:

  • 2017: 1,8 juta ton
  • 2018: 2,4 juta ton
  • 2019: 2,9 juta ton
  • 2020: 2,9 juta ton
  • 2021: 2,8 juta ton

Sedangkan nilai impor gandum dari Ukraina ke Indonesia adalah sebagai berikut:

  • 2017: 376,5 juta dollar AS
  • 2018: 576,1 juta dollar AS
  • 2019: 696,9 juta dollar AS
  • 2020: 705,6 juta dollar AS
  • 2021: 843,6 juta dollar AS

Baca juga: Daftar Negara Pengimpor Senjata Militer Terbesar di Dunia

Rincian impor gandum asal Rusia

Adapun data impor gandum asal Rusia sejak tahun 2017-2021 adalah:

  • 2017: 1,18 juta ton
  • 2018: 1,22 juta ton
  • 2019: 515,9 ribu ton
  • 2020: 68,8 ribu ton
  • 2021: 3 ribu ton

Sedangkan nilai impor gandum dari Rusia ke Indonesia adalah sebagai berikut:

  • 2017: 239,3 juta dollar AS
  • 2017: 291,6 juta dollar AS
  • 2017: 127,7 juta dollar AS
  • 2020: 15,6 juta dollar AS
  • 2021: 0,8 juta dollar AS

Baca juga: Intip Kinerja 9 Pabrik Senjata Terbesar di Dunia Asal Rusia

Perlu diketahui, konflik antara Rusia dengan Ukraina turut mempengaruhi Indonesia dalam sejumlah aspek, mulai dari kinerja ekspor impor, neraca perdagangan, hingga inflasi di bulan-bulan berikutnya.

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Setianto mengatakan, pengaruh itu disebabkan karena kedua negara, baik Rusia maupun Ukraina, memiliki hubungan dagang dengan Indonesia.

“Beberapa komoditas yang menjadi komoditas utama ekspor impor kita ke Rusia maupun Ukraina tentu akan mempengaruhi," kata Setianto dalam konferensi pers, Selasa (1/3/2022).

Baca juga: Daftar Perusahaan Penjual Senjata Militer Terlaris Dunia, AS Juaranya

Kendati demikian, besarnya pengaruh belum bisa dipastikan. Setianto bilang, besarannya akan diumumkan BPS pada rilis ekspor-impor di pertengahan bulan Maret dan rilis Inflasi di awal April 2022 mendatang.

Yang jelas kata Setianto, konflik tersebut mempengaruhi suplai dan demand dari komoditas tertentu, baik di dunia maupun di Indonesia.

"Barangkali (ada) yang berdampak langsung terhadap beberapa komoditas atau inflasi kita. Kita hanya memotret angka-angka yang ada, tidak memprediksi atau berspekulasi. Jadi itu yang bisa saya sampaikan terkait dampak perang Rusia Ukraina," ucap Setianto.

Baca juga: Indonesia Langganan Impor Cabai dari Negara Mana Saja?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Whats New
Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Whats New
Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Whats New
Cara Cetak Kartu NPWP Hilang atau Rusak Antiribet

Cara Cetak Kartu NPWP Hilang atau Rusak Antiribet

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com