Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

JPMorgan: Ekonomi Rusia Bisa Susut 35 Persen akibat Deretan Sanksi

Kompas.com - 04/03/2022, 06:35 WIB
Kiki Safitri,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – JPMorgan mempredikasi produk domestik bruto (PDB) ekonomi Rusia bisa susut hingga 35 persen akibat sanksi dari negara barat, setelah Rusia melakukan invasi ke Ukraina pada pekan lalu.

Dilansir dari CNBC, JPMorgan mengungkapkan, perusahaan-perusahaan di Wall Street menilai PDB Rusia bisa terkontraksi hingga 35 persen pada kuartal ke dua tahun 2022, dan dalam setahun akan turun 7 persen.

“Sanksi dan keputusan bisnis asing untuk menghentikan sementara atau menghentikan operasi Rusia telah menyebabkan terhentinya perdagangan internasional, berkurangnya produksi, dan gangguan rantai pasokan,” kata ahli strategi JPMorgan Anatoliy Shal kepada CNBC, Kamis (3/3/2022).

Baca juga: Biayai Kebutuhan Militer, Ukraina Terbitkan Surat Utang

Shal mengungkapkan, penurunan dramatis ini mirip dengan dengan krisis keuangan yang terjadi di tahun 1998 dan 2008.

Sebelumnya, Presiden AS Joe Biden mengeluarkan putaran sanksi lain terhadap lebih banyak elit Rusia termasuk juru bicara Presiden Rusia Vladimir Putin, Dmitry Peskov.

"Amerika Serikat dan pemerintah di seluruh dunia akan bekerja untuk mengidentifikasi dan membekukan aset yang dimiliki elit Rusia dan anggota keluarga mereka di yurisdiksi kami masing-masing - kapal pesiar mereka, apartemen mewah, uang, dan keuntungan haram lainnya," seperti tertulis dalam pernyataan Gedung Putih.

Baca juga: Mengenal SWIFT, Senjata Non-Nuklir yang Bisa ‘Hancurkan’ Ekonomi Rusia

Tak main-main soal sanksi, AS juga meluncurkan Satuan Tugas KleptoCapture, sebuah unit baru yang bertujuan untuk menegakkan sanksi besar-besaran yang dikenakan pada pejabat Rusia atas perang tak beralasan Putin di Ukraina.

“Guncangan itu menyiratkan adanya potensi output yang lebih rendah, ditambah lagi dengan lonjakan harga, dan krisis kredit yang semakin mempersulit,” tambah Shal.

Baca juga: Buntut Invasi, Bank Dunia Setop Semua Program di Rusia dan Belarusia

 

Korban perang

Saat ini, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tengah mengirim pasokan medis untuk membantu 150.000 orang korban perang.

WHO juga telah meminta koridor kemanusiaan yang aman di Ukraina untuk mengirimkan pasokan medis penting, karena negara itu menghadapi kekurangan oksigen, obat kanker dan insulin, dan pasokan medis lainnya, sebagai akibat dari invasi Rusia.

Terkait hal itu, Rusia dan Ukraina tengah menyepakati rute aman untuk mengevakuasi warga sipil. Dalam pembicaraan antara Rusia dan Ukraina, kedua pihak telah sepakat untuk membentuk "koridor kemanusiaan,".

"Kementerian Pertahanan Rusia dan Ukraina telah menyepakati format pemeliharaan koridor kemanusiaan untuk keluarnya penduduk, dan kemungkinan gencatan senjata sementara di daerah koridor kemanusiaan untuk periode pembebasan penduduk sipil," kata kepala Negosiator Rusia Vladimir Medinsky.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com