Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pagi Ini Rupiah dan IHSG Melaju di Zona Hijau

Kompas.com - 04/03/2022, 09:31 WIB
Kiki Safitri,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona hijau pada awal perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) Jumat (4/3/2022). Demikian juga dengan mata uang garuda yang menguat pada perdagangan pasar spot.

Dilansir dari data RTI, pukul 09.15 WIB, IHSG berada pada level 6.914,86 atau naik 46,46 poin (0,68 persen) dibanding penutupan sebelumnya pada level 6.868,4.

Sebanyak 175 saham melaju di zona hijau dan 233 saham di zona merah. Sedangkan 194 saham lainnya stagnan. Adapun nilai transaksi hingga saat ini mencapai Rp 2,9 triliun dengan volume 4,2 miliar saham.

Bursa Asia merah dengan penurunan Nikkei 2,01 persen, Shanghai Komposit 0,42 persen, Strait Times 0,44 persen, dan Hang Seng Hong Kong 2,2 persen.

Baca juga: IHSG Bakal Lanjut Melemah? Simak Rekomendasi Saham Hari Ini

Sebelumnya, Research Analyst Artha Sekuritas Indonesia Dennies Christoper mengatakan, secara teknikal candlestick membentuk long black body dengan volume yang cukup tinggi mengindikasikan potensi pelemahan.

“IHSG diprediksi melemah. Pergerakan masih dibayangi kekhawatiran invasi Rusia ke Ukraina. Di sisi lain, pergerakan akan ditopang oleh kenaikan harga komoditas,” kata Dennies dalam rekomendasinya.

Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS di pasar spot pagi ini menguat. Melansir Bloomberg, pukul 09.13 WIB rupiah bergerak pada level Rp 14.378 per dollar AS, atau turun 15 poin (0,11 persen) dibanding penutupan sebelumnya di level Rp 14.394 per dollar AS.

Baca juga: IHSG Ditutup Melemah, Aksi Beli Bersih Investor Asing Rp 469,49 Miliar

Pengamat pasar uang Ariston Tjendra mengatakan, meskipun menguat di pagi hari, rupiah masih dibayangi tekanan karena kekhawatiran akan inflasi yang bisa mempengaruhi pertumbuhan ekonomi.

“Nilai tukar rupiah masih berpotensi melemah hari ini dengan kekhawatiran kenaikan inflasi yang bisa menekan pertumbuhan ekonomi dalam negri dan global akibat perang,” kata Ariston kepada Kompas.com.

Perang Rusia dan Ukraina masih menjadi sentimen utama, mendorong kenaikan harga komoditas termasuk energi. Harga minyak mentah telah bertahan di atas 100 dollar AS per barel dan belum ada tanda-tanda akan turun.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com