4. Fokus pada masa depan dan pertahankan perspektif jangka panjang
Berinvestasi membutuhkan pengambilan keputusan berdasarkan informasi dari hal-hal yang belum terjadi atau bersifat prediksi. Namun, perlu diketahui bahwa data-data dari masa lalu dapat menunjukkan hal-hal yang bisa saja terjadi di masa depan.
Dalam buku One Up on Wall Street, Peter Lynch pernah mengatakan, "Jika saya mau bertanya pada diri sendiri, 'Bagaimana saham ini bisa naik lebih tinggi?' Saya tidak akan pernah membeli Subaru setelah sudah naik dua puluh kali lipat. Tetapi saya memeriksa fundamentalnya, menyadari bahwa Subaru masih murah, membeli saham, dan menghasilkan tujuh kali lipat setelah itu."
Sementara keuntungan jangka pendek yang besar sering kali dapat menarik investor baru di pasar. Padahal investasi jangka panjang jauh lebih penting untuk menarik kesuksesan yang lebih besar.
5. Berpikiran terbuka
Banyak saham perusahaan besar yang diincar oleh para investor, namun investor yang baik tidak hanya terpaku pada nama dari perusahaan besar.
Sebab, banyak saham dari perusahaan-perusahaan kecil yang berpotensi menjadi saham-saham bluechip di masa depan. Hal inilah yang harus dilihat oleh investor yang ingin berinvestasi untuk jangka panjang.
Faktanya, saham berkapitaksasi kecil secara historis menunjukkan pengembalian yang lebih besar daripada rekan-rekan mereka yang berkapitalisasi besar.
Namun, bukan berarti investor jangka panjang disarankan untuk menggelontorkan seluruh dananya untuk saham berkapitalisasi kecil. Investor hanya perlu berpikiran terbuka dan tidak hanya terpaku pada perusahaan besar.
Demikian tips investasi yang dapat diterapkan apabila ingin berinvestasi dalam jangka panjang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.