Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Gas Elpiji 12 Kilogram Naik, Masyarakat Beralih ke Gas 3 Kilogram

Kompas.com - 04/03/2022, 19:45 WIB
Yohana Artha Uly,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Pertamina (Persero) telah menaikkan harga gas elpiji nonsubsidi tabung 5,5 kilogram dan 12 kilogram per 27 Februari 2022 lalu. Ini merupakan kenaikan harga gas elpiji yang kedua dalam kurun waktu dua bulan terakhir.

Pada 25 Desember 2021, harga gas elpiji naik dari sebelumnya Rp 11.500 per kilogram menjadi Rp 13.500 per kilogram, dan naik lagi di akhir Februari 2022 menjadi Rp 15.500 per kilogram.

Kenaikan harga di setiap daerah pun berbeda-beda, namun untuk wilayah Pulau Jawa harga yang dipatok dari Pertamina yaitu Rp 88.000 untuk tabung 5,5 kilogram dan Rp 187.000 untuk tabung 12 kilogram.

Baca juga: Harga Minyak Dunia Terus Melesat, Bagaimana Nasib Harga Elpiji 3 Kg?

Meski demikian, harga jual hingga ke konsumen menjadi lebih tinggi dari yang dipatok Pertamina. Kenaikan ini membuat banyak masyarakat yang semula menggunakan gas 12 kg beralih ke gas subsidi 3 kg atau biasa disebut gas melon.

Hal itu diakui oleh Kiki, pemilik agen gas di daerah Klaten, Jawa tengah. Ia menjual gas dengan ukuran 12 kg menjadi Rp 210.000 per tabung, naik sekitar Rp 24.000 dari harga jual sebelumnya.

Menurutnya, dua kali kenaikan harga gas ukuran 12 kg tak banyak diprotes pelanggannya. Hanya saja, banyak pelanggannya yang kini beralih membeli gas subsidi ukuran 3 kg.

"Kalau selama ini enggak banyak yang protes, tapi pada memburu gas melon yang 3 kilogram," ujar Kiki kepada Kompas.com, Jumat (4/3/2022).

Kondisi yang dialami Bonifacius, warga Duren Sawit, Jakarta Timur pemilik warung kelontong yang menjual gas ukuran 12 kg. Saat ini dia menjual gas 12 kg seharga Rp 200.000 per tabung dari sebelumnya seharga Rp 185.000 per tabung.

Baca juga: Harga Gas Elpiji Nonsubsidi Naik, Ini Kisaran Harganya di Pasaran

Bonifacius bilang, banyak pelanggannya yang kini beralih ke gas 3 kg. Bahkan, menurutnya kenaikan harga gas elpiji 12 kg membuat banyak pihak katering, kafe, maupun warga yang tinggal di komplek perumahan jadi menggunakan gas melon.

"Baru saja pemerintah tahun kemarin menaikkan harga gas nonsubsidi dan sekarang harganya naik lagi yang menyebabkan banyaknya konsumen pengguna gas 12 kilogram jadi beralih ke gas 3 kilogram," ungkapnya.

Dewi, pemilik warung kelontong di daerah Kapudenok, Cilegon mengaku banyak pelanggan yang kini membeli gas melon ketimbang gas elpiji 12 kg. Menurutnya kondisi itu sudah terjadi sejak kenaikan hargas gas nonsubsidi pada Desember 2021 lalu.

"Orang-orang sebagian yang punya tabung 12 kilogram banyak juga yang beralih ke gas 3 kilogram karena harganya yang stabil," kata dia.

Ia mengungkapkan, saat ini sedang tidak menyetok gas elpiji 12 kg produksi Pertamina karena harganya yang dinilai terlalu mahal, terlebih ada kenaikan harga lagi di akhir Februari 2022.

Dewi mengaku, sembari menghabiskan stok gas elpiji 12 kg Pertamina, dia turut beralih menjual gas elpiji 12 kilogram merek lainnya yaitu myGas. Ia bilang, banyak pelangganya yang mau menggunakan gas tersebut.

Dia menjelaskan, myGas juga mengalami kenaikan harga pada Desember 2021 lalu dan awal tahun ini, namun harganya terbilang masih lebih terjangkau. Dewi menjual gas elpiji 12 kg Mygas seharga Rp 170.000 per tabung.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com