Dilansir dari Forbes, Minggu (6/3/2022), dana ini telah digunakan untuk membantu lembaga-lembaga kemanusiaan mendistribusikan bantuan di negara itu, mendapatkan pasokan yang diperlukan untuk tentara seperti makanan, seragam, dan rompi anti peluru.
Ukraina pada awalnya berencana memanfaatkan aset digital dan teknologi blockchain untuk membantu merevitalisasi ekonomi Ukraina dan membawa semua proses pemerintah online.
Wakil menteri Ukraina untuk transformasi digital Alexander Bornyakov mengatakan, misi kementerian, yang didirikan dua tahun lalu, adalah untuk memindahkan 100 persen layanan pemerintah online dan membangun negara digital untuk membuat semua layanan pemerintah transparan, mudah digunakan, dan nyaman bagi warga Ukraina.
Namun, semua rencana itu buyar setelah invasi Rusia terhadap Ukraina Februari 2022 lalu. Pemerintah Ukraina mencari cara untuk menggunakan pengetahuannya dalam kripto dan aset digital untuk mendukung upaya perang.
“Dalam beberapa hari perang, Ukraina memutuskan untuk meminta sumbangan kripto. Itu adalah hari kedua atau ketiga kami memutuskan bahwa kami membutuhkan uang untuk masuk, karena ada masalah dengan likuiditas perbankan,” kata Bornyakov.
Bornyakov juga mendapat telepon dari, menteri transformasi digital Mykhail Fedorov, yang menyebutkan perlunya membantu tentara perang dan kemungkinan untuk adanya sumbangan aset kripto bagi Ukraina.
“Kami memutuskan untuk membuat dompet dan membangun infrastruktur ini untuk mendapatkan uang dan mengirim uang kripto ke pemasok yang berbeda, sehingga kami dapat membeli semua barang yang dibutuhkan tentara,” tambah Bornyakov.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.