Selain menyediakan kamar-kamar nyaman lengkap dengan pendingin ruangan dan pemanas air, ia juga menyiapkan sarana fitness untuk penghuni kos.
Pertanyaannya adalah, apakah memang calon penghuni kos alias konsumen yang dituju membutuhkan itu?
Pertanyaan yang belum terjawab karena dia cuma membayangkan dan berkeyakinan sendiri tanpa pernah melakukan survei langsung ke calon konsumen.
Banyak pebisnis berlaku seperti itu. Bukan fokus pada kebutuhan dan keinginan konsumen, malah berkeyakinan bahwa apa yang menjadi pemikirannya, dianggap kreatif dan inovatif, diyakini akan berhasil di pasar.
Kenyataan menunjukkan bahwa tidak ada bisnis yang tidak berorientasi pasar bisa berhasil dan berkelanjutan dalam jangka panjang.
Ketiga, penetapan harga adalah senjata utama untuk berkompetisi dan memenangkan persaingan.
Harga adalah salah satu bauran pemasaran selain produk, tempat dan promosi. Memang tidak salah jika mengandalkan harga sebagai senjata untuk bersaing di pasar, tetapi ada kriteria yang mesti terpenuhi.
Kotler dan Armstrong (2020) yang menyebut ini sebagai market penetration pricing, mengemukakan tiga syarat.
Pertama, pasar sangat sensitif terhadap harga dan harga rendah akan mendorong pertumbuhan pasar lebih cepat.
Kedua, biaya produksi dan distribusi harus menurun sejalan dengan peningkatan penjualan.
Ketiga, harga yang rendah membantu perusahaan keluar dari persaingan.
Artinya cuma perusahaan yang efisien yang mampu bersaing, selebihnya akan terlempar dari pasar.
Terakhir, harga penetrasi tersebut harus mampu memelihara posisi di pasar sebagai harga yang rendah.
Di sisi lain harga rendah mungkin bersifat sementara. Di negara yang tingkat inflasinya cukup tinggi, mempertahankan harga rendah menjadi tantangan tidak mudah.
Strategi bersaing dengan harga rendah sangat tidak disarankan jika tidak memiliki cukup kekuatan finansial yang memadai.
Harga rendah bisa memancing kompetitor lain yang lebih kuat untuk masuk ke pasar dan memicu terjadinya perang harga.
Melihat kondisi itu, tidak realistis bagi bisnis baru atau yang masih rentan dan belum mapan, nekat mengandalkan harga rendah untuk bersaing jika tidak didukung oleh sistem produksi dan distribusi yang efisien. Yang ada seperti langkah bunuh diri di pasar.
Keempat, produk tidak memberikan solusi tetapi cenderung ikut-ikutan, dan malah menambah masalah baru.
Rumus sederhana tapi manjur agar bisnis bisa awet adalah mampu menyediakan produk dengan proposisi nilai yang unik dan menyediakan solusi atas masalah yang biasa dihadapi oleh konsumen, baik pada waktu akan, sedang atau sesudah mengkonsumsi suatu produk atau jasa.
Sepertinya mudah, tapi tidak sederhana juga proses untuk mengidentifikasi problem konsumen itu, lalu merancang proposisi nilai produk yang sesuai.