JAKARTA, KOMPAS.com – Penerapan prinsip environmental social governance atau ESG dinilai memberikan suatu nilai tambah dan solusi bagi kehidupan dan tidak sekadar orientasi profit.
Direktur Eksekutif Lippo Group John Riady mengungkapkan, Lippo Group berkomitmen menerapkan prinsip ESG, melalui Stakeholder Capitalisme Metric atau SCM yang digagas World Economic Forum (WEF).
SCM merupakan serangkaian ketentuan dan penilaian terhadap dunia usaha yang berupaya menerapkan prinsip ESG. ESG sendiri merupakan inisiatif dari kalangan privat merespon desakan untuk menciptakan pembangunan ekonomi berkelanjutan.
Baca juga: Lippo Group: Tidak Satu Sen Pun Kami Terima Dana BLBI
Selanjutnya, spectrum ESG yang sangat luas dan beragam dalam penilaiannya, maka forum pertemuan perusahaan global yang dihelat bersamaan dengan pertemuan G20 pada Januari lalu, digagas SCM yang memantik adanya kaidah kuantitatif dan berlaku universal.
“Di sinilah kami berani dengan komitmen tersebut. Lebih penting lagi, proses penerapan SCM untuk mencapai visi ESG itu, adalah proses berkesinambungan, yang secara terus menerus harus dilakukan,” ungkap Direktur Eksekutif Lippo Group John Riady melalui siaran pers, Selasa (8/3/2022).
Baca juga: Soal Refund Hunian Meikarta, Ini Jawaban Lippo Group
John mengungkapkan muara dari penerapan ESG sangat berbeda dengan konsep CSR (corporate social responsibility) yang selama ini dikenal. Perbedaan mencolok, terletak mulai dari tujuan dan pelaksanaan prinsip.
“Kalau CSR, antara usaha dan upaya memberikan kontribusi bisa tak sejalan. Operasi usaha di mana, memberikan bantuannya di mana. Kalau ESG ini penerapan sejak dari awal proses bisnis, hingga keseluruhan operasi yang dilihat adalah nilai tambah bagi lingkungan hidup, sosial, serta kesinambungan perusahaan," jelas John.
Baca juga: XL Axiata Caplok Saham Link Net Senilai Rp 8,72 T, Bos Grup Lippo: Sejalan dengan Rencana Bisnis