Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bank CTBC Indonesia Distribusikan 7 Reksa Dana Kelolaan Manulife Aset Manajemen Indonesia

Kompas.com - 08/03/2022, 16:00 WIB
Agustinus Rangga Respati,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Bank CTBC Indonesia (CTBC) dan PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) hari ini mengumumkan kerja sama dalam menyediakan solusi investasi bagi nasabah CTBC.

CTBC akan mulai memasarkan tujuh reksa dana MAMI yang terdiri dari lima reksa dana saham dan dua reksa dana pendapatan tetap.

Reksa dana tersebut tersedia dalam mata uang rupiah maupun dollar AS. Penempatan portofolionya ada di pasar domestik, Asia Pasifik, maupun global.

Baca juga: Dana Kelolaan Tumbuh 30 Persen di 2020, Begini Strategi Manulife Aset Manajemen

“Kami menyambut gembira atas terjalinnya kemitraan dengan MAMI. Kerja sama ini akan semakin memperkuat bisnis Wealth Management CTBC dan memberikan kesempatan bagi para nasabah kami untuk melakukan diversifikasi dan memanfaatkan peluang investasi di berbagai pasar dunia," ungkap Presiden Direktur CTBC Iwan Satawidinata dalam keterangannya Selasa, (8/3/2022).

Baca juga: Manulife Aset Manajemen Resmi Tunjuk Afifa Jadi Presiden Direktur

Senada, CEO & Presiden Direktur MAMI Afifa mengatakan, pihaknya sangat senang dapat bekerja sama dengan CTBC yang merupakan institusi keuangan ternama di kawasan Asia, termasuk Indonesia.

Ia menjabarkan, melalui kerja sama ini, MAMI harap akan semakin banyak masyarakat Indonesia yang menikmati peluang investasi di pasar modal Indonesia dan manca negara melalui produk reksa dana kelolaan MAMI. 

Baca juga: Perang Rusia-Ukraina, Bagaimana Dampaknya ke Investasi Reksa Dana?

Ia percaya, kolaborasi antara MAMI dan CTBC akan memberikan manfaat bagi nasabah CTBC. Afifa janji, MAMI bersama CTBC akan terus menyediakan produk investasi yang inovatif dan sesuai dengan kebutuhan para nasabah CTBC.

Sebagai informasi, CTBC dan MAMI telah menyiapkan tujuh reksa dana.

Rinciannya, terdiri dari dua reksa dana saham yang berinvestasi pada pasar domestik (Manulife Dana Saham dan Manulife Saham SMC Plus), satu reksa dana saham domestik dalam mata uang dolar AS (Manulife Greater Indonesia Fund), dua reksa dana saham yang berinvestasi pada berbagai pasar di manca negara (Manulife Saham Syariah Asia Pasifik Dollar AS dan Manulife Saham Syariah Global Dividen Dolar AS).

Ada juga dua reksa dana pendapatan tetap (Manulife USD Fixed Income Fund dan Manulife Pendapatan Bulanan).

Baca juga: Prospek Reksa Dana Saham Masih Cuan, Simak Strategi Memilihnya

Saham Indonesia

Lebih lanjut Afifa menjelaskan, beragam produk reksa dana MAMI yang tersedia di CTBC. Manulife Dana Saham (MDS) berinvestasi pada saham-saham paling likuid di bursa saham Indonesia dengan kinerja yang relatif terjaga dan menggunakan indeks LQ45 sebagai acuan.

Sedangkan Manulife Saham SMC Plus (SMC Plus) mengambil peluang pertumbuhan dari saham-saham perusahaan berkapitalisasi kecil dan sedang; lebih cocok bagi investor dengan profil risiko agresif.

Sementara itu, bagi investor yang ingin berinvestasi di pasar Indonesia dengan mata uang dolar AS dapat memanfaatkan Manulife Greater Indonesia Fund (MGIF).

 

Saham asing

Bagi investor yang ingin berinvestasi pada pasar manca negara, MAMI dan CTBC telah menyediakan dua alternatif produk. Manulife Saham Syariah Asia Pasifik Dollar AS (MANSYAF) membuka akses untuk mengambil peluang investasi pada saham-saham di kawasan Asia Pasifik.

Sementara itu, Manulife Saham Syariah Global Dividen Dolar AS (MANSYAG) dapat dimanfaatkan oleh investor yang mencari peluang pada saham-saham perusahaan berskala global khususnya di kawasan Eropa dan Amerika Serikat dengan rekam jejak yang panjang serta fundamental yang teruji dan profitabilitas yang berkesinambungan.

Reksa dana pendapatan tetap

Selain itu, MAMI dan CTBC juga menawarkan dua reksa dana pendapatan tetap. 

Manulife Pendapatan Bulanan II (MPB II) merupakan alternatif investasi yang baik untuk jangka waktu tiga hingga tujuh tahun dan bertujuan untuk menghindari fluktuasi yang berlebih.

Sementara itu, Manulife USD Fixed Income (MANUFIX) dapat dimanfaatkan oleh investor yang ingin berinvestasi di reksa dana pendapatan tetap dan dalam mata uang dolar AS, dengan berfokus pada obligasi jangka pendek-menengah untuk mengoptimalkan simpanan dolar AS dan dengan tingkat fluktuasi yang terjaga.

Dengan pilihan investasi yang beragam dari MAMI, ia berharap nasabah CTBC dapat melakukan diversifikasi aset atas portofolionya.

Pilihan investasi tidak terbatas hanya pada pasar saham Indonesia, melainkan juga pada pasar di Asia Pasifik, Amerika Serikat dan Eropa.

Selain itu, untuk meminimalisir risiko volatilitas, ia juga menyediakan pilihan investasi di pasar obligasi.

“Dengan beragam alternatif investasi yang lengkap dari MAMI, nasabah CTBC dapat melakukan diversifikasi investasi secara lebih luas demi merealisasikan tujuan finansial mereka,” tutup Iwan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Whats New
OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

Rilis
Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Whats New
Lebaran 2024, KAI Sebut 'Suite Class Compartment' dan 'Luxury'  Laris Manis

Lebaran 2024, KAI Sebut "Suite Class Compartment" dan "Luxury" Laris Manis

Whats New
Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Whats New
Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Whats New
Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Whats New
IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

Whats New
Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Whats New
Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com