Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perbandingan Harga BBM RON 90 di SPBU Pertamina, BP-AKR, Vivo dan Shell

Kompas.com - 08/03/2022, 17:51 WIB
Aprillia Ika

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Beberapa waktu lalu ditetapkan jika harga bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite dengan real octane number (RON) 90 di SPBU Pertamina tidak naik, walau harga minyak dunia sudah menembus 100 dollar AS per barel akibat pecahnya perang rusia-Ukraina. 

Saat ini di SPBU Pertamina, Pertalite dijual Rp 7.650 hingga Rp 8.000 per liter (berdasarkan lokasi). Bagaimana perbandingannya dengan BBM RON 90 di SPBU lain? 

Ternyata, harga jual Pertalite jauh lebih murah daripada harga BP 90 yang dijual di SPBU BP-AKR sebesar Rp 11.990 per liter.

Pertalite juga lebih terjangkau harganya ketimbang Revvo 90, produk BBM yang dijual SPBU Vivo, yaitu Rp 8.900 per liter.

Sementara SPBU Shell, stidak lagi menjual Shell Regular yang memiliki RON 90 sejak Januari 2022. Shell hanya memasarkan Shell Super (RON 92) hingga Shell V-Power Nitro + (RON 98).

Lantaran RON-nya lebih tinggi, harganya juga jauh lebih tinggi dibanding BBM RON 90 yang dijual Pertamina.

Baca juga: Kenaikan Tarif KRL Ditunda, tapi Tarif PPN Tetap Naik 1 April, Siap-siap Harga Kopi Kekinian Bakal Makin Mahal

Kenaikan harga pertimbangkan sosial ekonomi masyarakat

Deputi III Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Montty Girianna menyebutkan, harga Pertalite dalam waktu lima hingga enam bulan ke depan.

"Harga tidak akan naik kendati harga jual Pertalite saat ini lebih rendah jika dibandingkan nilai keekonomiannya," kata Montty dalam diskusi virtual beberapa waktu lalu melalui rilis ke Kompas.com, Selasa (8/9/2022). 

Menurut dia, kebijakan menahan harga jual Pertalite merupakan bentuk kepedulian pemerintah dan Pertamina dengan kondisi sosial ekonomi masyarakat yang masih tertekan akibat kenaikan harga-harga dan kelangkaan beberapa komoditas kebutuhan pokok.

Baca juga: Lonjakan Harga Minyak Dunia Bebani APBN, Kenaikan BBM Jadi Solusi?

 

Harga tidak naik selama pandemi

Irto P Gintings, Corporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga-Subholding Commercial & Trading Pertamina, mengatakan Pertalite terakhir dilakukan penyesuaian harga pada Januari 2019.

Selama pandemi dan hingga masa pemulihan ketika harga minyak telah naik, belum ada penyesuaian harga kembali untuk Pertalite.

Hingga Januari 2022, porsi konsumsi Pertalite sekitar 52 persen dari total konsumsi BBM nasional. Sedangkan porsi BBM lainnya (Pertamax Series dan Dex Series) sekitar 13 persen yang merupakan BBM yang tidak disubsidi dan tidak dikompensasi.

Harga Pertalite naik bisa picu inflasi

Anggota Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat Mulyanto mengapresiasi langkah pemerintah yang berupaya mempertahankan harga jual Pertalite kendati harga minyak dunia terus naik dampak dari invasi Rusia ke Ukraina.

“Kita harus menjaga harga Pertalite ini stabil karena mayoritas pengguna kendaraan adalah BBM jenis ini,” ujarnya dalam rilis, Selasa (8/2/2022).

Menurut dia, kenaikan harga Pertalite dapat menaikkan harga barang-barang yang lain, memicu inflasi, dan membuat daya beli masyarakat yang sudah lemah karena pandemi akan semakin lemah.

“Penerimaan dari ekspor batubara, CPO, tembaga, nikel dan lain-lain, semoga cukup untuk menahan kenaikan dari impor BBM tersebut,” ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Whats New
Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com