Sri Mulyani menceritakan, awal menjabat sebagai menteri keuangan, ia harus menghadapi tantangan rekan kerja yang memiliki usia 10 tahun di atasnya. Namun, tantangan yang sebenarnya adalah bagaimana bisa memimpin, menjalani fungsi, visi dan misi organisasi.
“Pertama kalinya memiliki menteri keuangan perempuan yang masih muda. Jadi kita harus membangun leadership kita, dan tantangan yang sebenarnya adalah bagaimana menjalani peran sebagai pemimpin, menjalankan fungsi, visi dan misinya. Dalam hal ini organisasi juga bergantung pada SDA, budget, tata kelola, dan bisnis proses yang berjalan efektif, efisien dan kredibel,” tambah dia.
Selain itu, tantangan sebagai perempuan dalam menjalani kepemimpinan juga mencakup bagaimana perempuan menjalankan kodratnya. Seperti, mengandung , melahirkan, menysui, dan bahkan mengurus anak.
“Dalam konteks ini, perempuan biasanya mengalami potensi drop out yang lebih besar. Pertama, sudah nikah belum, apakah akan punya anak atau tidak, lalu nanti siapa yang akan mengurusnya saat kerja. Jika ada masalah antara rumah tangga dan karir, umumnya perempuan akan give up dari karirnya,” tambah dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.