Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bursa Saham AS Jeblok Lagi Terseret Dampak Perang Rusia-Ukraina

Kompas.com - 09/03/2022, 06:26 WIB
Kiki Safitri,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

Sumber CNBC

JAKARTA, KOMPAS.com – Bursa saham Amerika Serikat atau Wall Street kembali ditutup "merah" pada Selasa (8/3/2022) waktu setempat. Pelemahan tersebut masih berkaitan dengan kondisi geopolitik di Rusia dan Ukraina yang mendorong kenaikan harga komoditas.

Melansir CNBC, S&P 500 mengalami pelemahan terdalam sejak Oktober 2020 dengan penurunan 0,72 persen menjadi 4.170,67. Dow Jones Industrial Average turun 184,74 poin menjadi 32.632,64 sementara Nasdaq Composite turun hampir 0,3 persen menjadi 12.795,55.

Hingga saat ini investor terus dihadapkan pada sentimen melonjaknya harga komoditas dan melambatnya pertumbuhan ekonomi sebagai akibat dari invasi Rusia ke Ukraina. Kenaikan harga minyak, bensin, gas alam, dan logam mulia seperti nikel dan paladium memicu kekhawatiran tentang perlambatan pertumbuhan global di tengah lonjakan inflasi.

Baca juga: Rusia Sebut Embargo Minyak oleh Negara Barat Bakal Bawa Bencana bagi Pasar Global

“Konflik Rusia dan Ukraina, mendorong lonjakan harga komoditas, kekhawatiran inflasi. Di sisi lain, prospek Fed yang sangat tidak pasti telah menyebabkan ketakutan resesi meningkat dengan cepat dan pasar ekuitas menjual tajam," kata kepala strategi investasi Wolfe Research Chris Senyek.

Minyak mentah WTI melonjak sekitar 7 persen menjadi di atas 128 dollar AS per barel pada hari Selasa karena Presiden Joe Biden mengatakan AS akan melarang impor minyak Rusia.

Harga minyak melonjak untuk memulai minggu ini dengan minyak mentah AS mencapai level tertinggi 13 tahun di 130 dollar AS per barel, dan minyak berjangka AS ditutup naik 3,6 persen pada posisi 123,7 dollar AS per barel.

Sektor energi merespons positif atas kenaikan harga minyak. Saham Chevron melonjak 5,2 persen, Enphase Energy dan SunPower masing-masing meroket 10,8 persen dan 18,7 persen.

Baca juga: Ini Syarat Terbaru Perjalanan Transportasi Darat

Saham maskapai dan jalur pelayaran juga bergerak positif. Delta Air Lines naik 3,7 persen, dan American Airlines naik 5,2 persen. Southwest dan United Airlines masing-masing naik 5,3 persen dan 3,3 persen. Norwegian Cruise Line juga naik hampir 3,8 persen.

Pada Minggu, minyak mentah Brent sempat mencapai level tertinggi 139,13 dollar AS per barel, sebelum menetap di 123,21 dollar AS per barel, atau tertinggi sejak Juli 2008. Brent berjangka juga melesat 3,8 persen di posisi 127,98 dollar AS per barel.

Lonjakan minyak mentah sudah mulai meresahkan di tingkat konseumen. Rata-rata nasional untuk satu tabung gas reguler naik menjadi 4,173 dollar AS pada hari Selasa, menurut AAA. Rekor sebelumnya adalah 4,114 dollar AS pada Juli 2008.

Baca juga: Naik Pesawat Kini Tak Perlu Lagi PCR, Ini Syaratnya

Harga komoditas lain juga kembali melonjak, dengan harga nikel yang menyentuh rekor baru di atas 100.000 dollar AS per metrik ton.

“Mungkin ada sedikit kelegaan bahwa hanya AS yang menghentikan minyak atau gas Rusia dalam waktu dekat. Sementara narasi konsensus tentang Rusia atau Ukraina cukup suram, bahkan gencatan senjata mulai berlaku,” kata pendiri Vital Knowledge Adam Crisafulli.

Sementara itu, imbal hasil teasury 10 tahun naik mendekati 10 basis poin menjadi sekitar 1,85 persen. Hal ini terjadi karena investor melepaskan obligasi lantaran kekhawatiran inflasi meningkat.

Baca juga: Rusia Jadi Negara Kena Sanksi Terbanyak, Apa Pengaruhnya buat Kita?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber CNBC
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com