Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pepsi, Coca-Cola, McDonald's, dan Starbucks Setop Operasi di Rusia

Kompas.com - 09/03/2022, 06:56 WIB
Kiki Safitri,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

Sumber CNBC

JAKARTA, KOMPAS.com – Sejumlah perusahaan makanan besar seperti PepsiCo, Coca-Cola, McDonald's, dan Starbucks menangguhkan bisnisnya di Rusia. Hal ini dilakukan sebagai bentuk dukungan kepada Ukraina akibat invasi oleh Rusia.

Pepsi telah menjual produk cola di Rusia selama lebih dari enam dekade. Sementara McDonald's membuka lokasi pertamanya di Iron Curtain di Moskow, hanya beberapa bulan sebelum Uni Soviet runtuh.

Melansir CNBC, dalam beberapa hari terakhir, Pepsi, Coke, McDonald's, dan Starbucks telah menuai kritik karena terus beroperasi di Rusia, sementara perusahaan AS lainnya mundur dan menghentikan penjualan.

"Hati kami bersama orang-orang yang menanggung dampak buruk dari peristiwa tragis di Ukraina ini. Kami akan terus memantau dan menilai situasi seiring perkembangan situasi," kata Coke dalam sebuah pernyataan singkat Selasa (8/3/2022).

Baca juga: Bursa Saham AS Jeblok Lagi Terseret Dampak Perang Rusia-Ukraina

Rusia mewakili salah satu dari sedikit wilayah di seluruh dunia lantaran penjualan Coke dan PepsiCo cukup diminati. Coke mengatakan bisnisnya di Ukraina dan Rusia menyumbang sekitar 1 persen hingga 2 persen dari pendapatan operasional bersih konsolidasi dan pendapatan operasional pada tahun 2021.

Pepsi sendiri menghasilkan sekitar 4 persen dari pendapatan tahunannya di Rusia. Namun Pensis tidak menghentikan semua bisnisnya di Rusia. Perusahaan mengatakan akan terus menjual beberapa produk penting, seperti susu formula, susu dan makanan bayi di dalam negeri.

Perusahaan akan menangguhkan penjualan untuk merek Pepsi-Cola, 7Up dan Mirinda, bersama dengan investasi modal, semua kegiatan periklanan dan promosi.

“Sebagai perusahaan makanan dan minuman, sekarang lebih dari sebelumnya kami harus tetap setia pada aspek kemanusiaan dari bisnis kami,” tulis CEO PepsiCo Ramon Laguarta.

Baca juga: Rusia Sebut Embargo Minyak oleh Negara Barat Bakal Bawa Bencana bagi Pasar Global

The Wall Street Journal melaporkan pada Selasa, Pepsi sedang mempertimbangkan berbagai opsi untuk bisnisnya di Rusia, termasuk menutup keseluruhan. Sanksi ekonomi memang diketahui telah sangat memperumit proses pembongkaran aset perusahaan di Rusia.

Sejak invasi Rusia ke Krimea pada tahun 2014, banyak perusahaan AS telah berupaya mengurangi eksposur mereka di Rusia dan Ukraina. Beberapa jaringan restoran, seperti McDonald's, telah menjual beberapa lokasi milik perusahaan mereka kepada pewaralaba lokal.

McDonald's mengumumkan, 850 restorannya yang ada di Rusia akan ditutup sementara. Sekitar 84 persen lokasi McDonald's Rusia dimiliki oleh perusahaan, sedangkan sisanya dioperasikan oleh pemegang waralaba lokal.

Memiliki lebih banyak restoran berarti pendapatan yang lebih besar bagi perusahaan, tetapi risiko yang lebih besar dinilai akan terjadi jika situasi ekonomi memanas dan mendorong penurunan ekonomi.

Baca juga: Ini Syarat Terbaru Perjalanan Transportasi Darat

Starbucks juga menangguhkan semua aktivitas bisnisnya di Rusia, termasuk pengiriman produknya. CEO Starbucks Kevin Johnson mengutuk serangan itu dan berjanji untuk menyumbangkan royalti dari bisnisnya di Rusia untuk tujuan kemanusiaan.

“Kami mengutuk serangan yang tidak beralasan, tidak adil dan mengerikan di Ukraina oleh Rusia, dan hati kami untuk semua yang terkena dampak,” tulis Johnson dalam sepucuk surat.

Starbucks akan memberikan dukungan kepada hampir 2.000 karyawannya yang tinggal di Rusia. Penutupan aktivitas bisnis termasuk menutup pengiriman produk Starbucks, dan toko.

Baca juga: Rusia Jadi Negara Kena Sanksi Terbanyak, Apa Pengaruhnya buat Kita?

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber CNBC
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Simak, Pengaturan Pelabuhan Penyeberangan 22 Desember 2023 - 2 Januari 2024

Simak, Pengaturan Pelabuhan Penyeberangan 22 Desember 2023 - 2 Januari 2024

Whats New
Menteri ESDM: Harga Pertalite Bisa Turun kalau Minyak Mentah di Bawah 60 Dollar AS

Menteri ESDM: Harga Pertalite Bisa Turun kalau Minyak Mentah di Bawah 60 Dollar AS

Whats New
IHSG Akhir Pekan Berakhir 'Hijau', Transaksi Capai Rp 14,2 Triliun

IHSG Akhir Pekan Berakhir "Hijau", Transaksi Capai Rp 14,2 Triliun

Whats New
Imbas Boikot, Kapitalisasi Pasar Starbucks Menguap Rp 186,43 Triliun

Imbas Boikot, Kapitalisasi Pasar Starbucks Menguap Rp 186,43 Triliun

Whats New
Pembagian 'Rice Cooker' Gratis Ditargetkan Rampung Januari 2024

Pembagian "Rice Cooker" Gratis Ditargetkan Rampung Januari 2024

Whats New
Menguatkan Pertumbuhan dengan Teknik Penjualan Konsultatif (Bagian IV)

Menguatkan Pertumbuhan dengan Teknik Penjualan Konsultatif (Bagian IV)

Whats New
Pentingnya Lembaga Penjamin Simpanan Koperasi untuk Jaga Hak Anggota

Pentingnya Lembaga Penjamin Simpanan Koperasi untuk Jaga Hak Anggota

Whats New
Tampung Usul Moeldoko, Operator Kereta Cepat Terbuka Bahas Kerja Sama

Tampung Usul Moeldoko, Operator Kereta Cepat Terbuka Bahas Kerja Sama

Whats New
Daya Beli Susut, Ekonomi Jepang Turun 2,9 Persen pada Kuartal III-2023

Daya Beli Susut, Ekonomi Jepang Turun 2,9 Persen pada Kuartal III-2023

Whats New
Di COP28 Dubai, Petrokimia Gresik Paparkan Strategi Tekan Emisi Karbon

Di COP28 Dubai, Petrokimia Gresik Paparkan Strategi Tekan Emisi Karbon

Whats New
Pupuk Indonesia Akan Sempurnakan i-Pubers untuk Distribusi Pupuk Subsidi

Pupuk Indonesia Akan Sempurnakan i-Pubers untuk Distribusi Pupuk Subsidi

Whats New
Gantikan Hendri Mulya Syam, Nugroho Jadi Dirut Telkomsel

Gantikan Hendri Mulya Syam, Nugroho Jadi Dirut Telkomsel

Whats New
TOBA Bidik Ekspansi Bisnis ke Manajemen Pengolahan Limbah Berskala Regional

TOBA Bidik Ekspansi Bisnis ke Manajemen Pengolahan Limbah Berskala Regional

Whats New
Berapa Anggaran untuk Penjaminan Utang Kereta Cepat? Ini Kata Dirut PT PII

Berapa Anggaran untuk Penjaminan Utang Kereta Cepat? Ini Kata Dirut PT PII

Whats New
5 Cara Menggunakan Kartu Kredit dengan Bijak

5 Cara Menggunakan Kartu Kredit dengan Bijak

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com