Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Minyak Dunia Melambung, Ekonom: Jangan Naikkan Harga Pertalite

Kompas.com - 09/03/2022, 16:52 WIB
Fika Nurul Ulya,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Harga minyak mentah dunia terus melonjak ke arah 130 dollar AS per barrel. Tingginya harga minyak dipengaruhi oleh larangan Amerika Serikat (AS) untuk mengimpor minyak dari Rusia.

Pengamat Ekonomi Universitas Gadjah Mada Fahmy Radhi mengatakan, tingginya harga minyak mentah dunia turut membuat dilema pemerintah. Sebab, Indonesia merupakan net importir minyak mentah, dengan produksi mencapai 700.000 barrel per hari dan konsumsi 1,4-1,5 juta barrel per hari.

Baca juga: Mulai 3 Maret 2022, Harga Pertamax Turbo, Dexlite, dan Pertamina Dex Naik, Pertamax dan Pertalite Tetap

Tak ayal, melesatnya harga minyak secara berkepanjangan bisa menaikkan harga BBM dan LPG yang mampu menggerus daya beli masyarakat dan mengerek inflasi.

Saat ini saja, pemerintah sudah menaikkan BBM jenis Pertamax Turbo, Dexlite, dan Pertamina Dex.

Baca juga: AS Embargo Minyak Rusia, Harga Minyak Dunia Tembus 131 Dollar AS Per Barrel

Namun Fahmy berpendapat, pemerintah sebaiknya tidak menaikkan harga BBM hingga akhir Maret 2022, utamanya BBM yang banyak dikonsumsi warga, seperti Pertalite. Menurut perhitungan Fahmy, Pertalite dikonsumsi oleh sekitar 70 persen penduduk.

"Maka saya berpendapat dalam 1 bulan ini sebaiknya pemerintah jangan menaikkan harga Pertalite berapa pun harganya. Barangkali ditunggu sampai akhir bulan depan. Paling tidak ini akan menjadi beban juga memang," ucap Fahmy ketika dihubungi Kompas.com, Rabu (9/3/2022).

Baca juga: Kenaikan Tarif KRL Ditunda, tapi Tarif PPN Tetap Naik 1 April, Siap-siap Harga Kopi Kekinian Bakal Makin Mahal

Harga BBM naik, kenaikan inflasi tak bisa dihindari

Jika menaikkan harga, peningkatan inflasi tidak dapat dihindari. Apalagi, sederet harga komoditas seperti daging sapi, minyak goreng, dan tepung terigu mulai melambung.

Pembuat kebijakan pun berencana menaikkan tarif PPN menjadi 11 persen pada April 2022.

"Maka tidak bisa dihindari inflasi itu pasti akan tinggi dan kemudian daya beli masyarakat akan semakin terpuruk. Padahal sebelumnya kena pandemi itu belum selesai benar. Dengan kenaikan (BBM) itu (masyarakat) akan terpukul kembali," ucap Fahmy.

Baca juga: BPS: Konflik Rusia-Ukraina Pengaruhi Ekspor Impor hingga Inflasi di Indonesia

Perang usai, harga minyak bisa kembali di bawah 100 dollar AS per barrel

Fahmy beranggapan, naiknya harga minyak hanya bersifat sementara alias jangka pendek (short-term). Bila perang usai, kemungkinan pasar akan mengoreksi harga sesuai dengan harga keseimbangan (equilibrium price) menjadi sekitar 60-70 dollar AS/barel.

Apalagi jika dilihat dari tren ekspor, harga minyak bulan Maret 2022 diprediksi menurun di bawah 100 dollar AS per barel seandainya invasi Rusia ke Ukraina tidak terjadi.

"Kalau saya menyebutnya sebagai short-term phenomenon karena perang. Karena ada peristiwa luar biasa yang menyebabkan harga (melonjak jadi) 130 dollar AS. Harapannya perang segera selesai dan harga minyak akan kembali pada harga keseimbangan," ucap Fahmy.

 

Dua alternatif selain menaikkan BBM

Fahmy mengusulkan dua alternatif yang bisa ditempuh pemerintah untuk mengurangi beban APBN alih-alih menaikkan harga BBM. Alternatif pertama, yakni mengalihkan beban ke perusahaan pelat merah, Pertamina.

Dengan kata lain, negara tidak perlu membayar kompensasi kepada Pertamina dalam 3 bulan ke depan.

Sementara alternatif kedua adalah subsidi silang dengan menggunakan dana APBN dari sektor energi lainnya, salah satunya dari hasil ekspor batubara. Asal tahu saja, harga batubara tengah membumbung tinggi hingga mencapai di atas 400 dollar AS per metrik ton.

"Dengan dua alternatif tadi, perkiraan saya pemerintah masih bisa menahan sampai akhir bulan," tandas Fahmy.

Dilansir dari Bloomberg, harga minyak mentah Brent yang menjadi patokan dunia tembus 130,26 dollar AS, naik 2,28 persen atau 1,78 poin dari harga semula.

Adapun harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) mencapai 125,50 dollar AS per barrel, naik 1,80 poin atau 1,46 persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Heboh Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta, Cek Ketentuannya

Heboh Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta, Cek Ketentuannya

Whats New
KB Bank Targetkan Penyelesaian Perbaikan Kualitas Aset Tahun Ini

KB Bank Targetkan Penyelesaian Perbaikan Kualitas Aset Tahun Ini

Whats New
Astra Agro Lestari Sepakati Pembagian Dividen Rp 165 Per Saham

Astra Agro Lestari Sepakati Pembagian Dividen Rp 165 Per Saham

Whats New
Ditopang Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Diprediksi Semakin Moncer

Ditopang Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Diprediksi Semakin Moncer

Whats New
Survei: 69 Persen Perusahaan Indonesia Tak Rekrut Pegawai Baru untuk Hindari PHK

Survei: 69 Persen Perusahaan Indonesia Tak Rekrut Pegawai Baru untuk Hindari PHK

Work Smart
Heboh Loker KAI Dianggap Sulit, Berapa Sih Potensi Gajinya?

Heboh Loker KAI Dianggap Sulit, Berapa Sih Potensi Gajinya?

Whats New
Tantangan Menuju Kesetaraan Gender di Perusahaan pada Era Kartini Masa Kini

Tantangan Menuju Kesetaraan Gender di Perusahaan pada Era Kartini Masa Kini

Work Smart
Bantuan Pesantren dan Pendidikan Islam Kemenag Sudah Dibuka, Ini Daftarnya

Bantuan Pesantren dan Pendidikan Islam Kemenag Sudah Dibuka, Ini Daftarnya

Whats New
Tanggung Utang Proyek Kereta Cepat Whoosh, KAI Minta Bantuan Pemerintah

Tanggung Utang Proyek Kereta Cepat Whoosh, KAI Minta Bantuan Pemerintah

Whats New
Tiket Kereta Go Show adalah Apa? Ini Pengertian dan Cara Belinya

Tiket Kereta Go Show adalah Apa? Ini Pengertian dan Cara Belinya

Whats New
OJK Bagikan Tips Kelola Keuangan Buat Ibu-ibu di Tengah Tren Pelemahan Rupiah

OJK Bagikan Tips Kelola Keuangan Buat Ibu-ibu di Tengah Tren Pelemahan Rupiah

Whats New
Pj Gubernur Jateng Apresiasi Mentan Amran yang Gerak Cepat Atasi Permasalahan Petani

Pj Gubernur Jateng Apresiasi Mentan Amran yang Gerak Cepat Atasi Permasalahan Petani

Whats New
LPEI dan Diaspora Indonesia Kerja Sama Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

LPEI dan Diaspora Indonesia Kerja Sama Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

Whats New
Unilever Tarik Es Krim Magnum Almond di Inggris, Bagaimana dengan Indonesia?

Unilever Tarik Es Krim Magnum Almond di Inggris, Bagaimana dengan Indonesia?

Whats New
Simak 5 Cara Merapikan Kondisi Keuangan Setelah Libur Lebaran

Simak 5 Cara Merapikan Kondisi Keuangan Setelah Libur Lebaran

Earn Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com