Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Marak Penipuan Customer Care Gadungan di Medsos, YLKI: Konsumen Perlu Lebih Hati-hati

Kompas.com - 09/03/2022, 18:41 WIB
Fika Nurul Ulya,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Penipuan customer care palsu instansi keuangan termasuk bank di jejaring media sosial Twitter masih marak. Penipu mengatasnamakan bank tertentu untuk menjerat korbannya ketika nasabah bank mengadukan masalah perbankan yang dialami melalui cuitan.

Teranyar, seorang pengguna Twitter mengaku terkena phising karena menghubungi customer care palsu Flip dan customer care palsu salah satu bank BUMN. Akibat kejadian tersebut, korban mengalami kerugian hingga Rp 99 juta.

Menanggapi hal itu, Staf Pengaduan Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), Rio Priyambodo mengatakan, pengguna layanan keuangan mesti lebih hati-hati.

Baca juga: Hati-hati Customer Care Palsu di Dunia Maya, Jangan Sampai Hal Ini Menimpa Kamu!

Jangan pernah memberikan data pribadi seperti PIN rekening, nomor kartu ATM, kode OTP, user ID, PIN, nomor CVV kartu kredit, dan data perbankan lainnya yang berpotensi tinggi disalahgunakan.

"Oleh sebab itu yang harus diwaspadai adalah bagaimana konsumen sendiri memilih suatu produk atau platform yang asli. Jadi yang pertama adalah awareness dari konsumen," kata Rio ketika dihubungi Kompas.com, Rabu (9/3/2022).

Selain dari sisi konsumen, Rio juga meminta bank lebih gencar mengedukasi nasabah secara rutin. Edukasi harus dilakukan di awal ketika calon nasabah memilih produk.

Edukasi bisa berupa tata cara pelaporan resmi penipuan, cara menghubungi akun customer care yang asli dari perbankan, dan sebagainya.

"Itu harus dijelaskan di awal dalam hal memilih produk sehingga (meminimalisir) ketika terjadi insiden (penipuan customer care palsu)," ucap dia.

Selain menjelaskan di awal, pihak bank juga perlu menjelaskan dan memberitahu nasabah sindikat-sindikat kejahatan terbaru. Kemudian, meminta nasabah untuk mengganti PIN ATM secara berkala untuk meminimalisir penipuan.

"Sehingga konsumen mempunyai benteng diri, mereka sudah tahu dari awal sudah dijelaskan, dan business proses sudah dijelaskan. Jadi itu meminimalisir risiko bagi konsumen kepada oknum yang mengatasnamakan bank tertentu atau pelaku usaha tertentu," beber Rio.

Lebih lanjut Rio mengaku, YLKI masih sering mendapat pengaduan kejahatan di media sosial yang mengatasnamakan bank tertentu. Sepanjang tahun 2021, pengaduan mengenai jasa keuangan menjadi yang paling tinggi porsinya, yakni mencapai 49,60 persen.

Jasa keuangan tersebut meliputi bank, pinjaman online, leasing, asuransi, uang digital, dan investasi. Jika dirinci lebih lanjut, bank menempati posisi ketiga dengan porsi 15,9 persen. Adapun di posisi pertama dan kedua adalah pinjaman online dan belanja online dengan porsi 22,4 persen dan 16,6 persen.

"Hal tersebut banyak diadukan di YLKI. Banyak yang mengaku menjadi pelaku usaha dari suatu bank, kemudian melakukan pembobolan, mereka adalah penipu," tandas Rio.

Sebagai informasi, korban melalui akun Twitter @twingkletaekook menceritakan, penipuan yang berujung pada raibnya uang Rp 99 juta terjadi karena korban terjebak menghubungi akun customer care palsu.

"Kemarin aku kena penipuan dan pembobolan rekening Mandiri, total kerugianku mencapai kurleb (kurang lebih) Rp 99 juta," tulis korban, @twingkletaekook.

Baca juga: Cara Menghindari Penipuan Mengatasnamakan Bank

Cerita bermula ketika korban baru saja kena tipu Logam Mulia (LM) 10 gram. Lalu, korban membuat laporan via Flip melalui email.

Karena tidak mendapat jawaban, korban pun mencuit dan mention Flip melalui Twitter, yang dibalas oleh customer care palsu mengatasnamakan Flip.

Layanan pengaduan palsu tersebut meminta korban menghubungi via WhatsApp. Setelah dihubungi, orang yang mengaku customer care Flip itu meminta korban mengisi link Mandiri Care karena korban mentransfer dana dari Bank Mandiri.

"Saya agak sketchy juga, kenapa ya saya disuruh isu itu. Dan saya kirimkan foto kepolisian dan KTP juga. Terus kemudian saya mencari lah mandiri care via twt," beber korban.

Baca juga: Marak Kasus Penipuan Customer Care Palsu di Medsos, Ini Tanggapan Flip

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com