Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Awas Ada Praktik Penipuan di Medsos, Kenali Ciri-cirinya

Kompas.com - 10/03/2022, 13:10 WIB
Fika Nurul Ulya,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Penipuan digital masih marak terjadi. Biasanya, penipuan digital ini berbentuk phishing yang memanfaatkan kelemahan korbannya untuk meretas akun perbankan digital.

Tentu saja, ini adalah salah satu bentuk cyber crime yang bertujuan untuk mendapat informasi untuk mengakses akun bank seseorang dan mengambil seluruh uang yang ada di akun bank tersebut.

Teranyar, masih ada korban yang mengalami penipuan serupa hingga rugi Rp 99 juta. Penipu memanfaatkan kelemahan korban dan mengaku sebagai customer care palsu bank tertentu. Penipu pun meminta korbannya mengisi link untuk mendapat nomor kartu ATM, kode OTP, maupun data-data lainnya.

Baca juga: Viral di Medsos, Pembeli Kena Tipu Ratusan Juta Rupiah di Diler Honda, Ini Kata Manajemen

Juru Bicara Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Sekar Putih Djarot mengimbau masyarakat untuk lebih berhati-hati dengan tindakan penipuan tersebut. Salah satu cara mencegahnya dengan tidak memberikan data perbankan, mulai dari PIN ATM, CVV kartu kredit, kode OTP, dan lain-lain.

"Pastikan pula mengkontak kanal resmi dari PUJK untuk mengkonfirmasi atau mendapatkan informasi produk/layanan," kata Sekar kepada Kompas.com, Kamis (10/3/2022).

1. Kunjungi situs resmi

Adapun agar terhindar dari praktik penipuan ini, jangan pernah mengklik link yang dikirimkan melalui SMS atau email tidak dikenal, sekalipun mereka mengaku sebagai customer care bank. Pastikan pula hanya mengunjungi situs yang resmi dari bank atau lembaga keuangan.

Tak hanya itu, jangan menggunakan akses wifi untuk transaksi keuangan. Aktifkan pengaman tambahan seperti two-factor authentication yang telah disediakan oleh platform yang kamu gunakan.

"Meningkatkan literasi keuangan dipadu dengan literasi digital merupakan modal proteksi utama konsumen agar terhindar dari risiko kejahatan keuangan secara digital," ucap Sekar.

Baca juga: Marak Penipuan Customer Care Gadungan di Medsos, YLKI: Konsumen Perlu Lebih Hati-hati

2. Kenali bentuk penipuan

Langkah yang tak kalah penting adalah kenali macam-macam bentuk phishing. Penipu yang memanfaatkan email biasanya membuat replika email yang terlihat sah dari sebuah institusi resmi yang dapat dikirim langsung kepada seseorang secara masif.

Sementara penipuan melalui SMS biasanya dilengkapi dengan link website yang tidak jelas asal-muasalnya. Adapun penipuan melalui telepon biasanya dilakukan dengan mengaku sebagai instansi tertentu dan meminta data pribadi secara langsung.

" Pengelabuan dengan membuat akun palsu atau mengaku sebagai lembaga yang resmi merupakan salah satu contoh phising. OJK senantiasa mengingatkan masyarakat untuk memastikan hanya menggunakan akun lembaga keuangan yang resmi," ucap Direktur Humas OJK, Darmansyah.

Baca juga: Marak Kasus Penipuan Customer Care Palsu di Medsos, Ini Tanggapan Flip

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Emas Antam Sabtu 20 April 2024, Naik Rp 2.000 Per Gram

Harga Emas Antam Sabtu 20 April 2024, Naik Rp 2.000 Per Gram

Spend Smart
Ini 6 Kementerian yang Sudah Umumkan Lowongan CPNS 2024

Ini 6 Kementerian yang Sudah Umumkan Lowongan CPNS 2024

Whats New
Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 20 April 2024

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 20 April 2024

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Sabtu 20 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Harga Bahan Pokok Sabtu 20 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Whats New
Aliran Modal Asing Keluar Rp 21,46 Triliun dari RI Pekan Ini

Aliran Modal Asing Keluar Rp 21,46 Triliun dari RI Pekan Ini

Whats New
Kementerian PUPR Buka 26.319 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kementerian PUPR Buka 26.319 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
[POPULER MONEY] Kartu Prakerja Gelombang 66 Dibuka | Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat Sambil Makan Durian

[POPULER MONEY] Kartu Prakerja Gelombang 66 Dibuka | Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat Sambil Makan Durian

Whats New
Ada Konflik di Timur Tengah, RI Cari Alternatif Impor Migas dari Afrika dan Amerika

Ada Konflik di Timur Tengah, RI Cari Alternatif Impor Migas dari Afrika dan Amerika

Whats New
Langkah PAI Jawab Kebutuhan Profesi Aktuaris di Industri Keuangan RI

Langkah PAI Jawab Kebutuhan Profesi Aktuaris di Industri Keuangan RI

Whats New
Akar Masalah BUMN Indofarma Belum Bayar Gaji Karyawan

Akar Masalah BUMN Indofarma Belum Bayar Gaji Karyawan

Whats New
Nestapa BUMN Indofarma, Sudah Disuntik APBN, Masih Rugi

Nestapa BUMN Indofarma, Sudah Disuntik APBN, Masih Rugi

Whats New
Tol Japek II Selatan Diyakini Jadi Solusi Kemacetan di KM 66

Tol Japek II Selatan Diyakini Jadi Solusi Kemacetan di KM 66

Whats New
Punya Gaji Tinggi, Simak Tugas Aktuaris di Industri Keuangan

Punya Gaji Tinggi, Simak Tugas Aktuaris di Industri Keuangan

Whats New
Nasib BUMN Indofarma: Rugi Terus hingga Belum Bayar Gaji Karyawan

Nasib BUMN Indofarma: Rugi Terus hingga Belum Bayar Gaji Karyawan

Whats New
Pembatasan Pembelian Pertalite dan Elpiji 3 Kg Berpotensi Berlaku Juni 2024

Pembatasan Pembelian Pertalite dan Elpiji 3 Kg Berpotensi Berlaku Juni 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com