Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Skenario Terburuk Dampak Sanksi ke Rusia: Harga Minyak Dunia Tembus 240 Dollar AS, Bisa Sebabkan Resesi Global

Kompas.com - 10/03/2022, 15:20 WIB
Yohana Artha Uly,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

Sumber Fortune

 

Wakil PM Rusia: embargo negara barat bisa sebabkan harga minyak dunia tembus 300 dollar AS per barrel 

Terkait sanksi embargo minyak Rusia oleh AS dan sekutunya, Wakil Perdana Menteri Rusia Alexander Novak mengatakan pada 7 Maret 2022 lalu, bahwa hal itu akan menyebabkan konsekuensi bencana bagi pasar global.

Harga minyak dunia bahkan disebut akan mencapai lebih dari 300 dollar AS per barrel.

Meski demikian, belum ada pengamat minyak independen yang memperkuat pandangan pihak Rusia tersebut.

Tonhaugen menilai, pernyataan Novak tampaknya merupakan ancaman yang dibuat untuk menghentikan AS, Inggris, dan Uni Eropa memberikan sanksi pada minyak Rusia.

Namun, Tonhaugen mengakui harga minyak yang mencapai level di atas 200 dollar AS per barrel akan memiliki konsekuensi serius pada perekonomian global.

"Harga minyak pada 240 dollar AS per barrel akan memicu resesi global," katanya.

Resesi global

Harga minyak dunia yang sempat menyentuh level 130 dollar AS per barrel, sudah semakin mendekati harga tertinggi yang pernah dicapai pada Juli 2008 lalu, ketika harga minyak mentah mencapai 147,02 dollar AS per barrel.

Kondisi itu mengkhawatirkan karena hampir setiap resesi global yang terjadi pascaperang selalu didahului dengan kenaikan harga minyak. Hal ini berdasarkan riset para ekonom di University of Warwick yang diterbitkan pada 2007 lalu.

Harga minyak mentah diketahui pernah mengalami kenaikan tajam pada tahun 1973, 1979, 1990, dan 2007, yaitu semua tahun yang kemudian diikuti oleh resesi ekonomi. Menurut Tonhaugen, resesi kemungkinan akan terjadi lagi di tengah kenaikan harga minyak saat ini.

Tren kenaikan harga minyak mentah dunia saat ini, membuat Rystad maupun sebagian besar analis, pelaku pasar, politisi, atau pihak manapun yang mengamati pasar minyak, menilai bahwa kondisi ini rasanya seperti belum pernah terjadi sebelumnya.

“Ini adalah krisis energi terbesar dalam beberapa dasawarsa, dan dampaknya terhadap komoditas penting dunia yang terasa saat ini, belum pernah terjadi sebelumnya,” tutup Tonhaugen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Sumber Fortune
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com