Deposito juga meningkat 5,22 persen dari Rp 26,67 triliun pada tahun 2020 menjadi Rp 28,06 triliun pada tahun 2021.
Baca juga: Sri Mulyani: Pemda Boleh Terbitkan Surat Utang, tapi Hati-hati Bangkrut...
Sementara itu, penyaluran kredit dan pembiayaan di tahun 2021 mencapai Rp 38,70 triliun, tumbuh 8,52 persen dari tahun 2020 yang tercatat sebesar Rp 35,67 triliun.
Romi bilang pertumbuhan kredit dan pembiayaan tersebut berada di atas pertumbuhan kredit industri perbankan tahun 2021 sebesar 5,24 persen.
“Pertumbuhan ini didorong oleh pertumbuhan kredit mikro yang tumbuh 31,75 persen dari semula tercatat sebesar Rp 1,47 triliun per Desember 2020 menjadi sebesar Rp 1,93 triliun per Desember 2021. Hal tersebut sejalan dengan upaya Bank DKI dalam mendorong penyaluran kredit kepada sektor UMKM, termasuk di antaranya Sindikasi Kredit dan Pembiayaan kepada PT Permodalan Nasional Madani sebesar Rp 4 triliun,” urai dia.
Selain UMKM, penyaluran kredit kepada segmen konsumer juga mengalami pertumbuhan sebesar 10,97 persen dari Rp 13,72 triliun per Desember 2020, menjadi Rp 15,23 triliun per Desember 2021.
Baca juga: Sri Mulyani: Pemda Boleh Terbitkan Surat Utang, tapi Hati-hati Bangkrut...
Adapun kredit komersial tumbuh 4,60 persen dari Rp 14,48 triliun per Desember 2020 menjadi Rp 15,15 triliun per Desember 2021.
Pembiayaan syariah tumbuh 6,9 persen dari Rp 5,95 triliun per Desember 2020 menjadi Rp 6,37 triliun per Desember 2021.
Romi menjelaskan, penyaluran kredit dan pembiayaan dilakukan dengan tetap memperhatikan prinsip kehati-hatian.
Ia cerita hal itu ditandai dengan kualitas aset yang terjaga dengan baik yang tercermin pada realisasi rasio NPL Gross dan NPL Nett yang masing-masing terjaga pada level 3,02 persen dan 0,38 persen.
Baca juga: MRT Jakarta Ubah Jam Operasional Mulai Besok, Ini Jadwalnya
Menurut Romi, Bank DKI juga konsisten melakukan peningkatan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) yang tercermin pada coverage ratio tahun 2021 menjadi 150,62 persen, meningkat 24,12 persen dari sebelumnya sebesar 126,50 persen per Desember 2020.
Rasio Keuangan Bank DKI secara umum terjaga dalam batas yang memadai ditandai dengan Rasio Kecukupan Modal (CAR) yang tercatat 27,85 persen.
Sementara, loan to deposit rasio (LDR) ada di level 67,07 persen. Rasio Beban Operasional Terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) Bank DKI per Desember 2021 tercatat sebesar 79,33 persen.
Jumlah ini membaik dari tahun 2020 sebesar 81,99 persen. Sedangkan, Rasio Net Interest Margin (NIM) akhir tahun 2021 tercatat sebesar 5,19 persen.
Bank DKI juga terus melakukan pengembangan terhadap produk dan layanan perbankan digitalnya. Salah satu produk yang tengah dikembangkan saat ini adalah JakOne Mobile yang saat ini telah memiliki 1,51 juta pengguna dengan volume transaksi mencapai 18,38 juta transaksi per tahun dengan nilai transaksi mencapai Rp 15,48 triliun.
“Untuk memenuhi berbagai kebutuhan nasabah yang semakin demanding, Bank DKI juga telah menyiapkan sejumlah layanan e-channel melalui JakOne Community Apps yang terdiri dari JakOne Mobile, JakOne Erte, JakOne Artri, Ancol Apps, serta JakOne Abank sebagai upaya Bank DKI untuk mendorong ekosistem digital di DKI Jakarta,” kata Romy.
Baca juga: Pemanfaatan Energi Bersih di Istana Negara
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.