Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasar Modal Indonesia “Diuntungkan” Konflik Rusia–Ukraina, Kok Bisa?

Kompas.com - 11/03/2022, 08:27 WIB
Kiki Safitri,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Invasi militer Rusia terhadap Ukraina telah memasuki pekan kedua sejak Rusia meluncurkan serangan pada 24 Februari lalu.

Invasi ini menyebabkan terjadinya lonjakan harga komoditas dunia secara signifikan mengingat Rusia adalah produsen komoditas-komoditas utama seperti minyak, gas alam, nikel, gandum, dan minyak biji bunga matahari.

Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Indonesia Nafan Aji Gusta mengatakan, batu bara, tembaga, dan palladium juga mencapai harga tertinggi sepanjang masa, dengan minyak dan nikel menyentuh level tertinggi dalam lebih dari 10 tahun terakhir.

Baca juga: Harga dan Jumlah Transaksi NFT Merosot, Imbas Perang Rusia-Ukraina

Kondisi ini membuat para pelaku pasar mengkhawatirkan terjadinya potensi stagflasi yang berpotensi memperlambat pertumbuhan ekonomi global. Bahkan negara-negara perekonomian maju seperti Amerika Serikat, Inggris, dan zona Eropa, telah mengalami perlambatan pertumbuhan ekonomi sejak kuartal III 2021 lalu.

“Tetapi Indonesia justru akan mendapatkan keuntungan dari kenaikan harga batu bara, nikel, dan CPO, mengingat terdapat potensi peningkatan capital inflow. Di sisi lain, kebijakan pengetatan dari Federal Reserve (The Fed) yang tidak terlalu agresif mulai bulan ini tidak akan terlalu berdampak pada terjadinya capital outflow. Hal ini karena kinerja fundamental makroekonomi Indonesia yang cenderung solid,” ujar Nafan Aji Gusta, Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Indonesia dalam Mirae Asset Media Day, Kamis (10/3/2022).

Baca juga: Minyak Mentah Rusia Diboikot, UEA Dorong OPEC Tingkatkan Produksi

Nafan mengatakan, data makroekonomi Indonesia menunjukkan, tingkat inflasi di tanah air masih terkendali, surplusnya kinerja neraca perdagangan, neraca pembayaran, maupun transaksi berjalan, serta proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada akhir tahun ini secara umum masih cenderung membentuk pola V-shape.

Dia memprediksi, pertumbuhan PDB Indonesia pada kuartal I 2022 akan berada pada 4,87 persen, sementara untuk outlook pertumbuhan ekonomi 2022 diproyeksikan berada pada 5 persen. Sedangkan inflasi tahunan Indonesia tercatat 2,06 persen (yoy).

Selama bulan Februari, IHSG terus memecahkan rekor tertinggi terbaru, dengan net buy asing di bulan Februari tercatat sebesar Rp 16,1 triliun, dan IHSG berhasil menguat 3,9 persen MoM.

“Walaupun angka Covid-19 sempat mencapai puncak pada pertengahan Februari, namun tidak menghalangi investor asing untuk terus memburu saham-saham di bursa Indonesia, terutama saham perbankan,” tambah Nafan.

Martha Christina, Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Indonesia memperkirakan momentum penaikan IHSG akan terus berlanjut di bulan Maret 2022. Di tengah memanasnya situasi geopolitik di kawasan Eropa Timur dan rencana penaikan suku bunga The Fed, Mirae Asset Sekuritas memproyeksikan IHSG akan mampu menembus level 7.000.

“Penguatan IHSG akan ditopang lonjakan harga komoditas sebagai imbas sanksi yang diterima Rusia dan musim laporan keuangan tahun 2021 yang akan mencapai puncaknya pada bulan ini. Untuk bulan Maret, kami mempertahankan rekomendasi kami di 2 sektor, yaitu perbankan dan pertambangan batu bara,” ujar Martha.

Adapun dua sektor lainnya, yang dapat dicermati investor yakni pertambangan logam dan perkebunan. Sementara rekomendasi saham untuk Maret 2022 yakni, BBCA, BBRI, BMRI, BBNI, ITMG, PTBA, ADRO, ADMR, ANTM, INCO, AALI dan LSIP.

“Penguatan harga komoditas terutama batu bara, nikel dan CPO membuat sahamnya menarik untuk dicermati, karena menjanjikan kinerja yang bagus di kuartal pertama tahun ini. Sementara saham perbankan akan tetap menjadi penopang IHSG, didukung ekspektasi penyaluran kredit serta raihan laba yang tetap bertumbuh di tahun ini,” tambah Martha.

Di tahun 2021, IHSG berhasil menguat 10 persen year-on-year (yoy) dan ditutup di level 6.581. Berdasarkan Research Report Mirae Asset Sekuritas Indonesia yang dipublikasikan pada Desember 2021, target IHSG di akhir tahun 2022 di level 7.600.

Ini artinya ada potensi penaikan 15,5 persen secara tahunan. Target IHSG berdasarkan asumsi pertumbuhan laba bersih sebesar 18 persen yoy untuk tahun 2022 dan 10 persen yoy untuk tahun 2023.

Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, dan Kompas.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan Investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com