Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Selama Pandemi, Orang Superkaya Indonesia Naik 1 Persen

Kompas.com - 11/03/2022, 11:38 WIB
Erlangga Djumena

Editor

Sumber

JAKARTA, KOMPAS.com - Jumlah Ultra High Net Worth Individuals (UHNWIs) atau individu dengan jumlah kekayaan sangat tinggi (orang superkaya) di dunia meningkat 9,3 persen pada 2021.

Demikian publikasi The Wealth Report terbaru dari lembaga riset Knight Frank, dikutip dari Kontan, Jumat (11/3/2022).

Berdasarkan data lembaga tersebut, 51.000 orang mengalami peningkatan nilai aset lebih dari 30 juta dollar AS. Hal ini menunjukkan peningkatan signifikan jika dibandingkan dengan hasil survei pada 2020, di mana angka pertumbuhan hanya tercatat 2,4 persen.

Baca juga: Orang Super Kaya RI Bakal Kena Pajak Penghasilan 35 Persen

Adapun untuk wilayah Asia Pasifik mengungkapkan adanya angka pertumbuhan jumlah populasi orang superkaya di Indonesia pada 2021 (yoy) sebesar 1 persen, meskipun masih berada dalam situasi pandemi dan pemulihan ekonomi.

Head of Research Knight Frank Asia Pacific Christine Li mengatakan, meskipun masih tertinggal dengan beberapa negara tetangga, Indonesia masih lebih baik jika dibandingkan dengan Malaysia dan Vietnam.

Kedua negara itu justru tercatat mengalami penurunan jumlah populasi UHNWIs sebesar 0,4 persen dan 1 persen pada tahun lalu.

“Berdasarkan Wealth Sizing Model yang disusun oleh Knight Frank, jumlah populasi UHNWIs di Indonesia alami sedikit peningkatan yaitu sebesar 1 persen (yoy) di 2021,” kata dia dalam paparan Press Conference secara virtual, Kamis (10/3/2022).

Christine menambahkan, untuk jumlah populasi HNWI atau individu dengan jumlah kekayaan mencapai 1 juta dollar AS ke atas justru menurun hingga 5 persen secara tahunan dari 86.651 menjadi 82.012.

Adapun untuk wilayah Asia Pasifik, jumlah populasi HNWI dan UHNWI tumbuh lebih cepat, yaitu masing-masing sebesar 8,8 persen dan 7,5 persen.

“Kami memproyeksikan dalam lima tahun ke depan atau di 2026, pertumbuhan populasi kekayaan di Indonesia diprediksi masih akan sangat positif,” ujarnya.

Berdasarkan dari Wealth Sizing Model yang disusun oleh Knight Frank, Indonesia diharapkan akan memiliki angka pertumbuhan jumlah populasi HNWI sebesar 63 persen, lalu sebesar 29 persen untuk jumlah populasi UHNWI dan juga sebesar 38 persen untuk jumlah populasi miliarder.

Angka tersebut lebih besar dari rata-rata angka pertumbuhan HNWI di dunia yaitu sebesar 52,3 persen. Hal ini menempatkan Indonesia sebagai negara dengan pertumbuhan kekayaan ketiga tercepat di Asia Tenggara.

Baca juga: Di Negara Ini Orang-orang Kaya di Dunia Berkumpul

Sementara itu, jika dilihat dalam 10 tahun dari 2016 hingga 2026, Knight Frank memprediksi jumlah populasi UHNWIs akan meningkat lebih dari dua kali lipat, yaitu dari 348.355 menjadi 783.671 di dunia pada tahun 2026.

Di samping itu, Asia juga diprediksi akan mendekati Eropa yang menduduki posisi kedua sebagai pusat populasi orang kaya terbesar di dunia.

Dalam kurun waktu tersebut, Selandia Baru juga diprediksi sebagai negara yang akan memiliki angka pertumbuhan populasi UHNWIs tertinggi di dunia sebesar 270 persen.

“Di mana posisi selanjutnya diisi oleh Singapura sebesar 268 persen atau lebih dari 6,000 orang,” kata dia. (Venny Suryanto)

Artikel ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul Di Tengah Pandemi, Orang Super Tajir Indonesia Bertambah 1%

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Whats New
BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Whats New
Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Whats New
Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Rilis
INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

Whats New
Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Whats New
OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

Rilis
Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com