JAKARTA, KOMPAS.com - Pernyataan Rusia yang berjanji memenuhi kewajiban kontrak pasokan minyak, membuat harga minyak mentah dunia kembali anjlok hingga 2 persen pada penutupan perdagangan Kamis. Penurunan ini melanjutkan anjloknya harga minyak pada hari sebelumnya.
Mengutip CNBC, Jumat (11/3/2022), harga minyak mentah berjangka Brent turun 1,6 persen menjadi 109,33 Dollar AS per barel, sementara harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS turun 2,5 persen menjadi ke level 106,02 dollar AS per barrel.
Pasar minyak menjadi sangat bergejolak sejak Rusia melakukan invasi ke Ukraina pada 24 Februari 2022 lalu. Harga minyak mentah Brent pada awal pekan sempat melonjak ke level 139 dollar AS per barrel, tapi anjlok 13 persen pada perdagangan Rabu ke level 111 dollar AS per barrel.
Baca juga: Susah Dapat Minyak Goreng, Pedagang Pasar Surati Jokowi Minta Keadilan
Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan dalam sebuah pertemuan, bahwa negaranya yang merupakan pemasok sepertiga gas Eropa dan 7 persen dari total minyak global, akan terus memenuhi kewajiban kontraknya pada pasokan energi. Rusia adalah pengekspor minyak mentah terbesar kedua di dunia.
Sebelumnya, pada Selasa kemarin Amerika Serikat (AS) mengumumkan pelarangan impor minyak dari Rusia, sebagai bagian dari sanksi terhadap Rusia yang menyerang Ukraina. Inggris pun menyatakan akan menghapus impor minyak dari Rusia pada akhir tahun.
Langkah embargo impor minyak dari Rusia membuat kekhawatiran semakin ketatnya pasokan minyak global yang berimbas pada lonjakan harga. Namun, Uni Emirat Arab (UEA) menyatakan berencana meningkatkan produksi minyak mentahnya guna memenuhi kekosongan pasokan dari Rusia.
Selain itu, UEA Juga akan mendorong negara-negara yang tergabung dalam Organisasi Negara Pengekspor Minyak atau OPEC untuk melakukan langkah serupa. Respons UEA itu membuat harga minyak mentah dunia anjlok seketika pada perdagangan Rabu kemarin.
Jika UEA berhasil meyakinkan rekan-rekannya untuk meningkatkan produksinya, maka ini akan menjadi berlawanan dengan pernyataan OPEC beberapa waktu lalu.
Pada pekan lalu OPEC bersama mitra atau OPEC+ memutuskan untuk tetap bertahan dengan rencana awalnya, yakni menaikan produksi secara bertahap, di tengah tekanan dari negara berkembang untuk segera menaikan produksi minyak mentah.
Pekan lalu organisasi menyatakan hanya akan meningkatkan produksi minyak di level 400.000 barrel per hari mulai April mendatang. Angka tersebut menjadi sangat kecil dibanding dengan produksi Rusia yang mencapai 10 juta barrel per hari.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.