Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IMF: Rusia Terancam Gagal Bayar Utang karena Sanksi

Kompas.com - 11/03/2022, 15:20 WIB
Kiki Safitri,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com – Di tengah perang yang bergejolak antara Rusia dan ukraina, Dana Moneter Internasional atau IMF menilai deretan sanksi kepada Rusia akan membuat negara tersebut kesulitan dalam membayar utangnya.

Direktur Pelaksana IMF Kristalina Georgieva menilai, Rusia memiliki risiko gagal bayar atas utangnya karena negara tersebut mengalami resesi mendalam yang disebabkan oleh sanksi sebagai tanggapan atas invasi ke Ukraina.

“Gagal bayar Rusia bukan lagi peristiwa yang tidak mungkin. Bukannya Rusia tidak punya uang, Rusia tidak bisa menggunakan uang ini," kata Georgieva seperti dilansir Bloomberg, Jumat (11/3/2022).

Baca juga: Putin Resmi Larang Ekspor 200 Produk Rusia, Apa Saja?

Georgieva menambahkan, sanksi yang dibebankan kepada Rusia saat ini juga belum pernah terjadi sebelumnya. Hal ini berdampak pada sulitnya Rusia untuk mengubah aset cadangan IMF, yang dikenal sebagai hak penarikan khusus, ke dalam mata uang.

Mengutip Telegraph, Rusia saat ini tengah menghadapi kebangkrutan setelah Bank Dunia memperingatkan, akan sanksi yang melumpuhkan ekonomi. Carmen Reinhart, kepala ekonom di Bank Dunia, mengatakan, Rusia dan Belarusia sekarang berada di "wilayah default", dengan pembayaran sekitar 40 miliar dollar AS obligasi eksternal Moskow.

Analis khawatir negara itu akan gagal melakukan pembayaran kupon 117 juta dollar AS pada sovereign eurobond minggu depan, dengan masa tenggang 30 hari, dan dapat dianggap gagal jika mencoba membayar dalam rubel.

Investor asing memegang sekitar setengah dari obligasi terkait mata uang Rusia. Sementara itu, diketahui beberapa bank besar di Rusia telah angkat kaki, seperti Goldman Sachs dan JPMorgan. Prancis paling berisiko mengalami kerugian, yakni 4,5 miliar dollar AS obligasi pemerintah Rusia.

Baca juga: Skenario Terburuk Dampak Sanksi ke Rusia: Harga Minyak Dunia Tembus 240 Dollar AS, Bisa Sebabkan Resesi Global

Kegagalan dalam skala besar akan menjadi yang pertama di Rusia sejak pasca revolusi Bolshevik pada tahun 1917. Lembaga pemeringkat Fitch juga telah memangkas peringkat utang negara Rusia menjadi "C", dan memperingatkan status default karena Bank Central Rusia telah dibekukan dari sistem keuangan global.

"Mereka belum dinilai oleh agensi sebagai default selektif, tetapi ini akan terjadi dalam waktu dekat, dan Rusia secepatnya minggu depan akan berstatus default,” kata Althea Spinozzi, ahli strategi suku bunga tetap di Saxo Bank.

Jika Rusia mengalami gagal bayar, artinya Rusia tidak dapat memanfaatkan investor Barat untuk mendapatkan uang. Namun Rusia tengah bersiap dengan adanya strategi “Fortress Russia” atau Benteng Rusia, yang membentengi negara tersebut terhadap sanksi, dan mengesampingkan pinjaman dalam waktu dekat.

Sanksi juga diperkirakan akan mendorong ekonomi Rusia ke dalam kontraksi yang tajam. Nilai rubel telah jatuh sejak invasi dan pasar sahamnya tetap tutup. Georgieva mengungkapkan, sanksi yang belum pernah terjadi sebelumnya ini telah menyebabkan kontraksi pada ekonomi Rusia, dan mengarah pada resesi yang dalam.

“Kami sadar, depresiasi mata uang besar-besaran mendorong inflasi. Ini sangat merusak daya beli dan standar hidup sebagian besar penduduk Rusia,” kata Georgieva.

Baca juga: Minyak Mentah Rusia Diboikot, UEA Dorong OPEC Tingkatkan Produksi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Whats New
Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com