Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemenperin Tegaskan Industri Makanan Tidak Gunakan Minyak Goreng Sawit Hasil DMO

Kompas.com - 11/03/2022, 17:20 WIB
Elsa Catriana,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Juru Bicara Kementerian Perindustrian Febri Hendri Antoni Arif mengatakan, pemenuhan kebutuhan minyak goreng sawit (MGS) curah sebesar 1,62 juta ton untuk industri makanan pengguna bahan baku dan/atau bahan penolong MGS, dinilai sangat kecil kemungkinan menggunakan MGS curah hasil Domestic Market Obligation (DMO).

Sebab, kata dia, biasanya disuplai oleh pabrik minyak goreng sawit milik grupnya dengan harga pasar atau membeli dari pabrik MGS dengan mekanisme Business to Business (B2B).

“Jadi, kami meyakini industri makanan pengguna MGS tidak menggunakan MGS hasil DMO,” ujar Febri dalam siaran persnya, Jumat (11/3/2022).

Baca juga: Wapres Maruf Amin Minta Penimbun Minyak Goreng Ditindak Tegas

Kemenperin mencatat, kebutuhan minyak goreng sawit nasional tahun 2021 sebesar 5,07 juta ton, terdiri dari kebutuhan curah industri sebesar 1,62 juta ton atau 32 persen, curah rumah tangga 2,12 juta ton atau 42 persen, kemasan sederhana 0,21 juta ton atau sebesar 4 persen, dan kemasan premium 1,11 juta ton atau sebesar 22 persen.

Sementara untuk realisasi produksi minyak goreng sawit tahun 2021 mencapai 20,22 juta ton digunakan untuk memenuhi dalam negeri sebesar 5,07 juta ton dan sisanya sebesar 15,55 juta ton untuk tujuan ekspor.

“Dengan angka produksi demikian, kemampuan pasok industri MGS jauh di atas kebutuhan dalam negeri dan menciptakan penerimaan devisa negara yang sangat besar,” ujar Febri.

Selain itu, Febri mengatakan, masalah kekosongan pasar minyak goreng sawit merupakan akumulasi dari permasalahan persediaan atau stok MGS sejak bulan Desember 2021, termasuk terjadinya rush buying pada pertengahan bulan Januari 2022.

Baca juga: Hasil Blusukan Mendag Cari Minyak Goreng Murah: Curiga Ada Permainan Harga, Barang Ritel Modern Masuk Pasar dengan Harga Mahal

Hal ini diperkirakan berkontribusi pada kelangkaan minyak goreng sawit di pasar, meskipun pada beberapa minggu terakhir dilakukan tambahan pasokan MGS ke masyarakat hasil perolehan DMO.

Sementara itu Ketua Gabungan Produsen Makanan Minuman Indonesia (GAPMMI) Adhi Lukman mengatakan, industri makanan yang membutuhkan minyak goreng sawit sebagai bahan baku atau bahan penolong, seperti industri mi instan, industri makanan ringan, dan industri ikan dalam kaleng, membeli MGS dengan mekanisme B2B dengan harga pasar.

Dia mengaku industri makanan dan minuman juga terus berkomitmen untuk menggunakan minyak goreng sawit yang sesuai dengan peruntukannya.

“Khusus untuk industri makanan skala UMKM dan/atau IKM masih diperbolehkan membeli MGS dengan Harga Eceran Tertinggi (HET) sesuai Pasal 4 ayat (2) Permendag No. 6 Tahun 2022 tentang Penetapan HET MGS,” ujarnya.

Selama ini, industri pengolahan sawit merupakan salah satu sektor unggulan yang menopang perekonomian nasional.

Kinerja ini dibuktikan antara lain melalui kontribusinya sebesar 17,6 persen terhadap total ekspor nonmigas pada tahun 2021.

Pada tahun 2021, ekspor produk sawit sekitar 40,31 juta ton dengan nilai ekspor 35,79 miliar dollar AS, meningkat sebesar 56,63 persen dari nilai ekspor tahun 2020.

Selain itu, industri pengolahan sawit merupakan sektor padat karya, yang telah menyerap tenaga kerja langsung sebanyak 4,20 juta orang dan pekerja tidak langsung hingga 12 juta orang.

Baca juga: Puan: Saya Cek ke Pasar, Pedagang Mengeluh Sulit Dapat Minyak Goreng, tapi Pabriknya Bilang Produksi Normal...

Peran penting lainnya, industri sawit juga turut menciptakan kemandirian energi melalui biodiesel sehingga menghemat devisa dan berdampak positif terhadap lingkungan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com