Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bukan Doni Salmanan dan Indra Kenz, Ini 10 Crazy Rich Sesungguhnya

Kompas.com - 11/03/2022, 19:07 WIB
Fika Nurul Ulya,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Nama Indra Kesuma alias Indra Kenz dan Doni Salmanan sempat dijuluki sebagai 'Crazy Rich' Indonesia sebelum ditetapkan sebagai tersangka oleh kepolisian gara-gara kasus investasi bodong.

Indra Kenz diketahui menjadi afiliator investasi berkedok trading binary option, Binomo. Sementara Doni Muhammad Taufik alias Doni Salmanan menjadi afiliator Quotex.

Dari tangan keduanya, polisi menyita beragam barang mewah, mulai dari rumah, mobil, motor gede, hingga jam tangan. Pun PPATK memblokir rekening Doni Salmanan dengan nilai mencapai Rp 532 miliar.

Baca juga: Crazy Rich Rusia Kehilangan Ribuan Triliun Rupiah Akibat Perang

Namun, dua nama tenar itu tidak masuk dalam daftar orang-orang terkaya di Indonesia versi Forbes. Orang terkaya RI justru diduduki oleh pemilik Djarum grup dengan berbagai lini bisnisnya.

Hartono Bersaudara

Mengutip Forbes, Jumat (11/3/2022), Hartono bersaudara memiliki kekayaan bersih 42,6 miliar dollar AS atau setara dengan Rp 609,1 triliun (kurs Rp 14.300/dollar AS).

Hartono bersaudara mendapat kekayaannya dari investasi di PT Bank Central Asia (Tbk), salah satu lini bisnis yang melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) meskipun bisnis utamanya tidak masuk bursa.

Tercatat Hartono Bersaudara membeli saham BCA setelah keluarga Salim kehilangan kendali bank selama krisis ekonomi Asia tahun 1997-1998. Saham bank bersandi BBCA ini adalah saham yang dipertimbangkan investor karena memiliki kinerja terbaik di bursa (blue chip).

Selain BCA, akar kekayaan keluarga ini berasal dari bisnis kreteknya, Djarum. Dikutip dari laman Djarum, Oei Wie Gwan membangun pondasi bisnis kreteknya di Kudus pada 21 April 1951.

Bisnis kretek tersebut terus berkembang, hingga akhirnya generasi kedua mulai mengambil alih bisnis ketika Oei meninggal dunia pada 1963.

Dua putra Oei, yakni Hartono bersaudara Michael dan Robert terus mengembangkan bisnis keluarga dan menjadi keluarga terkaya di Indonesia. Bisnisnya meliputi perhotelan, properti, hingga produsen elektronik Polytron.

Baca juga: Bila Ekonomi Pulih, Pertumbuhan Crazy Rich Indonesia Bakal Jadi yang Tertinggi di Dunia

Keluarga Widjaja

Keluarga Widjaja mewarisi kerajaan bisnis Eka Tjipta Widjaja yang meninggal pada Januari 2019 dalam usia 98 tahun. Eka Tjipta adalah seorang imigran Tionghoa yang memulai bisnis menjual kue saat remaja.

Hari ini, bisnisnya berkembang di beberapa lini, seperti kertas, real estate, jasa keuangan, kesehatan, agribisnis, dan telekomunikasi. Empat putra Widjaja mengawasi "kerajaan" yang dibangun ayahnya sendiri, sementara yang lainnya mengembangkan bisnis pribadi.

Di posisi ketiga ada Anthoni Salim, anak bungsu dari tiga bersaudara mendingan Liem Sioe Liong, seorang taipan yang selama puluhan tahun sangat dekat dengan Presiden Soeharto.

Ia mengepalai Salim Group dengan investasi di bidang makanan, ritel, perbankan, telekomunikasi, dan energi. Salim adalah CEO Indofood dengan pendapatan mencapai 5,8 miliar dollar AS dengan merek dagang Indomie.

Keluarga salim juga memiliki saham di perusahaan investasi yang terdaftar di Hong Kong, First Pacific, yang memiliki aset senilai 27 miliar dollar AS di 6 negara.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com