Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Negara Eropa Janji Berhenti Impor Minyak Rusia Tahun 2027

Kompas.com - 12/03/2022, 13:01 WIB
Fika Nurul Ulya,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

LONDON, KOMPAS.com - Negara-negara Uni Eropa berencana menghentikan impor minyak dari Rusia pada tahun 2027. Artinya, hanya ada waktu 5 tahun dari sekarang untuk beralih ke pasokan energi yang baru.

Untuk mengurangi "kecanduan" minyak dari Rusia itu, Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen mengatakan, pemimpin Uni Eropa bakal membuat proposal selama dua bulan ke depan untuk menghilangkan ketergantungan impor minyak dari Rusia.

"Pada pertengahan Mei kami akan mengajukan proposal untuk menghapus ketergantungan kami pada gas, minyak, dan batu bara Rusia pada tahun 2027, didukung oleh sumber daya nasional dan Eropa yang diperlukan," kata Von der Leyen dikutip dari CNN Business, Sabtu (12/3/2022).

Baca juga: IMF: Rusia Terancam Gagal Bayar Utang karena Sanksi

Padahal sebelum perang berkecamuk, Uni Eropa telah berjanji untuk mendiversifikasi pasokan energinya, terutama pada tahun 2014 ketika Rusia mencaplok Krimea dari Ukraina.

Dari janji itu ada sedikit kemajuan yang dicapai. Tapi keputusan Presiden Vladimir Putin untuk menginvasi Ukraina pada bulan lalu mengubah semuanya.

Dalam beberapa hari terakhir, Kanselir Jerman Olaf Scholz telah mematikan pipa Nord Stream 2, sebuah proyek yang dibiayai bersama oleh perusahaan Jerman. Pipa tersebut sejatinya mampu meningkatkan kapasitas Rusia untuk mengirim gas langsung ke Eropa melewati Ukraina.

Kemudian di awal pekan ini, Von der Leyen dan mengumumkan rencana untuk secara penuh berhenti impor migas dari Rusia dalam waktu 5 tahun dan mencari pemasok alternatif.

Selain mencari pemasok alternatif, Uni Eropa mempercepat peralihan ke energi terbarukan, mengurangi konsumsi melalui peningkatan efisiensi energi, serta memperpanjang masa pakai batu bara dan tenaga nuklir.

Baca juga: Putin Resmi Larang Ekspor 200 Produk Rusia, Apa Saja?

Kepala kebijakan iklim Uni Eropa, Frans Timmermans menambahkan, Eropa dapat menggantikan 100 miliar meter kubik impor gas Rusia pada akhir 2022. Angkanya sekitar 2/3 dari energi yang dipasok Rusia.

"Sekitar dua pertiga dari apa yang kami impor dari Rusia. Dua pertiga pada akhir tahun ini. Sulit, sangat sulit," ucap dia.

Tak sepenuhnya ikuti langkah AS

Para pemimpin Eropa mengaku belum dapat bergabung mengikuti langkah AS untuk melarang pasokan energi Rusia. Dia masih akan memasok minyak setidaknya hingga tahun 2027.

Tercatat, Uni Eropa memiliki ketergantungan pada gas alam Rusia sekitar 40 persen. Rusia juga memasok sekitar 27 persen minyak, dan 46 persen batu bara. Tak heran, perdagangan itu bernilai puluhan miliar dolar per tahun.

Jika sepenuhnya mengikuti langkah AS, ada dampak yang begitu besar pada rumah tangga dan bisnis. Saat ini saja, sebuah perusahaan pupuk sudah memangkas produksi karena harga gas alam yang semakin tinggi.

Kendati demikian, Eropa tahu harus bertindak cepat untuk mengurangi potensi Moskwa menggunakan energi sebagai senjata dalam perang ekonomi.

Akibat sanksi AS, bisa saja Putin memutuskan pasokan gas ke Jerman melalui pipa Nord Stream 1 sebagai balasan atas pemblokiran Berlin terhadap proyek pipa Nord Stream 2.

Oleh karena itu, von der Leyen bakal mengajukan proposal untuk menurunkan ketergantungan impor energi dari Rusia. Hal ini sudah dibicarakan bersama Presiden Dewan Uni Eropa Charles Michel dan Presiden Prancis Emmanuel Macron.

Selama dua bulan ke depan, pihaknya akan mengajukan proposal mengenai wajib adanya fasilitas penyimpanan gas bawah tanah menjadi 90 persen pada awal Oktober setiap tahun.

"Ini akan menjadi polis asuransi kami terhadap gangguan pasokan," katanya.

Baca juga: Skenario Terburuk Dampak Sanksi ke Rusia: Harga Minyak Dunia Tembus 240 Dollar AS, Bisa Sebabkan Resesi Global

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com