Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Gatot Rahardjo
Pengamat Penerbangan

Pengamat penerbangan dan Analis independen bisnis penerbangan nasional

Cerita Tentang Pesawat Garuda Indonesia

Kompas.com - 12/03/2022, 13:55 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Pada waktu itu, Direktur Utama Garuda adalah Wiweko Soepono yang pernah memimpin dan membesarkan Indonesian Airways.

Di bawah kepemimpinan Wiweko, Garuda banyak membeli pesawat jet, menggantikan pesawat baling-baling.

Dikutip dari buku biografi Wiweko Soepono “Dari Blitar Ke Kelas Dunia”, hingga di akhir kepemimpinannya tahun 1984, Garuda tercatat mempunyai 79 pesawat yang semuanya jet.

Terdiri dari 4 jumbo jet Boeing B747-200, 6 Douglas DC-10, 9 Airbus A300-B4FFCC, 24 DC-9, dan 36 Fokker F-28.

Pesawat sebanyak itu menjadikan armada Garuda terbesar nomor dua di belahan bumi bagian selatan, hanya kalah dari maskapai Jepang, JAL.

Wiweko bisa mengembangkan armada sebesar itu, antara lain karena dukungan penuh dari Presiden Suharto.

Saat akan diangkat menjadi Dirut, Wiweko memberi dua syarat. Pertama diberi keleluasaan membangun Garuda tanpa campur tangan pihak manapun. Kedua, laporannya langsung kepada presiden.

Wiweko kemudian mendapat keleluasaan untuk mengembangkan rute-rute domestik dengan melarang maskapai lain memakai pesawat jet.

Garuda juga mendapatkan hak eksklusif penerbangan internasional ke Bali dengan alasan untuk meningkatkan pariwisata Bali yang saat itu mulai berkembang.

Dengan kecerdikan dan pengamatan yang jeli akan pasar, Wiweko membuka penerbangan langsung internasional seperti Jakarta – Tokyo PP dan Jakarta-Hongkong PP. Maskapai lain biasanya transit dulu di Singapura atau Kuala Lumpur.

Dengan kondisi itu, tak heran jika Garuda bisa mengembangkan jumlah armada begitu banyak.

Dan di akhir kepemimpinannya, Wiweko meninggalkan “warisan” berupa cash surplus sebesar 108.000.000 dollar AS.

Memang kondisi Garuda saat itu tidak selalu mulus. Banyak cibiran dan tudingan miring saat pesawat-pesawat Garuda, terutama yang jumbo jet B747-200 dan wide body A300 dan DC-10 banyak terparkir “nganggur” di sudut apron Bandara Halim Perdanakusuma Jakarta dan Ngurah Rai Bali.

Secara sinis, tempat itu dinamakan “Pojok Malvinas”. Garuda dianggap over investment!

Memang pada kenyataannya, tingkat penggunaan pesawat-pesawat itu menurun yang salah satunya disebabkan oleh resesi ekonomi global pada tahun-tahun itu.

Pesawat B747 pada tahun 1982 rata-rata digunakan 10,21 jam per hari, tahun 1983 turun menjadi 9,10 jam per hari.

DC-10 dari 7,41 jam per hari turun menjadi 4,58 jam. Sedangkan A300 dari 6,45 jam menjadi 4,49 jam per hari. Kondisi ini terus berlangsung hingga setelah Wiweko lengser.

CRJ-1000 dan B777

Garuda kembali menjadi sorotan ketika mendatangkan pesawat Bombardier CRJ-1000 tahun 2012 dan Boeing B777-300 ER tahun 2013.

Terkait pengadaan CRJ-1000 yang mempunyai bentuk dan spesifikasi unik dan mewah, juga ada cerita tersendiri.

Dimulai tahun 2011 ketika pemerintah kala itu menggagas Master Plan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) 2011-2025.

Di dalam master plan itu ada rencana untuk mengembangkan perekonomian daerah-daerah di luar Jawa atau Jakarta.

Salah satu gagasannya adalah mengembangkan konektivitas transportasi dengan pesawat udara.

Karena bandara-bandara di daerah mayoritas mempunyai keterbatasan teknis, misalnya runway yang pendek, dan pasar atau jumlah penumpang yang sedikit, maka jenis pesawatnya juga harus disesuaikan.

Garuda sebagai maskapai BUMN mendapat tugas tersebut. Ada beberapa pilihan pesawat waktu itu di pasar, baik yang jet seperti Embraer 190, Sukhoi Super Jet 100, maupun baling-baling (turboprop) seperti ATR 72 dengan segala kelebihan dan kekurangannya.

Namun akhirnya Garuda memilih CRJ buatan Kanada tersebut. Pada saat penerbangan perdana Jakarta-Makassar di mana penulis juga turut serta, Menteri Perhubungan EE Mangindaan menyatakan pesawat itu untuk mendukung MP3EI koridor Makassar dan akan dipakai untuk menghubungkan Makassar ke Ternate, Mataram, Surabaya, Denpasar dan sebagainya.

Pesawat sejenis juga akan dipakai untuk melayani MP3EI koridor Medan, Balikpapan dan Surabaya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Whats New
Lebaran 2024, KAI Sebut 'Suite Class Compartment' dan 'Luxury'  Laris Manis

Lebaran 2024, KAI Sebut "Suite Class Compartment" dan "Luxury" Laris Manis

Whats New
Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Whats New
Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Whats New
Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Whats New
IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

Whats New
Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Whats New
Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Whats New
Jakarta, Medan, dan Makassar  Masuk Daftar Smart City Index 2024

Jakarta, Medan, dan Makassar Masuk Daftar Smart City Index 2024

Whats New
Pentingnya Transparansi Data Layanan RS untuk Menekan Klaim Asuransi Kesehatan

Pentingnya Transparansi Data Layanan RS untuk Menekan Klaim Asuransi Kesehatan

Whats New
Apakah di Pegadaian Bisa Pinjam Uang Tanpa Jaminan? Ini Jawabannya

Apakah di Pegadaian Bisa Pinjam Uang Tanpa Jaminan? Ini Jawabannya

Earn Smart
Bea Cukai Kudus Berhasil Gagalkan Peredaran Rokol Ilegal Senilai Rp 336 Juta

Bea Cukai Kudus Berhasil Gagalkan Peredaran Rokol Ilegal Senilai Rp 336 Juta

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com