Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Riset IDEAS: Kerugian Masyarakat Akibat Krisis Minyak Goreng Capai Rp 3,38 Triliun

Kompas.com - 12/03/2022, 18:00 WIB
Elsa Catriana,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Lembaga Riset Institute for Demographic and Poverty Studies (IDEAS) memperkirakan kerugian ekonomi yang ditanggung oleh masyarakat akibat krisis lonjakan harga minyak goreng mencapai Rp 3,38 triliun.

Kerugian itu terakumulasi dari dua periode kenaikan yaitu Rp 0,98 triliun pada periode April - September 2021 dan Rp 2,4 triliun pada periode Oktober 2021-19 Januari 2022.

Estimasi kerugian masyarakat ini diperoleh dengan menjadikan harga rata-rata minyak goreng periode Januari–Maret 2021 sebagai baseline-nya, dimana harga minyak goreng masih normal.

Baca juga: Sampai Kapan Minyak Goreng Langka dan Apa Penyebabnya?

“Estimasi kerugian ini masih konservatif, karena belum memperhitungkan periode pasca 19 Januari 2022. Meski pasca 19 Januari 2022 harga minyak goreng secara resmi turun, namun pasokan minyak goreng murah ini sangat terbatas bahkan tidak tersedia di banyak tempat,” kata Direktur IDEAS Yusuf Wibisono dalam siaran persnya, Sabtu (12/3/2022).

Yusuf menjelaskan, jika selama periode kelangkaan minyak goreng yang terjadi pasca kebijakan harga eceran tertinggi (HET) 19 Januari 2022, masyarakat berupaya mempertahankan konsumsi minyak gorengnya dengan terpaksa membeli pada harga yang lebih tinggi dari HET, maka kerugian masyarakat akan jauh lebih besar lagi.

“Kenaikan harga dan kelangkaan minyak goreng ini sangat ironis karena Indonesia adalah produsen kelapa sawit terbesar di dunia. Pada 2020, luas perkebunan kelapa sawit telah menembus 14,5 juta hektar dengan produksi minyak sawit mentah (CPO/crude palm oil) di kisaran 45 juta ton,” ungkap Yusuf.

Menurutnya krisis minyak goreng ini harus diakhiri secepatnya karena minyak goreng kini merupakan salah satu kebutuhan pokok terpenting masyarakat, terlebih dengan bulan Ramadhan telah di depan mata.

Baca juga: Mendag Curiga Minyak Goreng Diselundupkan ke Luar Negeri

“Pada 2021, konsumsi minyak goreng nasional kami perkirakan berada di kisaran 3,3 miliar liter, dengan pengeluaran per tahun masyarakat untuk membeli minyak goreng mencapai Rp 43 triliun, dengan harga beli rata-rata sekitar Rp 13.000 per liter," ucap Yusuf.

Dengan jumlahnya yang signifikan, kelas menengah mendominasi konsumsi minyak goreng nasional.

Kelas pengeluaran/kapita/bulan Rp 1-3 juta, yang merupakan 40,7 persen dari populasi, menyumbang hingga 46,4 persen konsumsi minyak goreng nasional.

Konsumen terbesar berikutnya adalah kelas pengeluaran Rp 400.000 – 1 juta, yang merupakan 46,9 persen dari populasi, menyumbang 42,2 persen konsumsi minyak goreng nasional.

Berangkat dari data tersebut maka tidak mengherankan bila kemudian kerugian ekonomi terbesar akibat lonjakan harga minyak goreng akhir-akhir ini akan ditanggung oleh kelas menengah.

“Konsumen rumah tangga minyak goreng di kelas pengeluaran/kapita/bulan Rp 1-3 juta dengan konsumsi per hari 4,23 juta liter, menanggung kerugian ekonomi Rp 1,57 triliun. Kerugian terbesar berikutnya dialami oleh konsumen di kelas pengeluaran Rp 400.000 – Rp 1 juta dengan konsumsi minyak goreng per hari 3,85 juta liter, menanggung kerugian ekonomi Rp 1.43 triliun,“ ungkap Yusuf.

Melanjutkan penjelasannya, Yusuf mengatakan, berdasarkan wilayah, kerugian ekonomi terbesar dari krisis minyak goreng dialami oleh konsumen rumah tangga di Jawa, dengan konsumsi 5,1 juta liter per hari, menanggung kerugian Rp 1,99 triliun.

“Setelah Jawa kerugian terbesar kedua dialami oleh konsumen rumah tangga di Sumatera dengan konsumsi 2,5 juta liter per hari, menanggung kerugian Rp 0,85 triliun. Konsumen di wilayah lain seperti Kalimantan, Sulawesi, Bali Nusa Tenggara, Maluku dan Papua jika ditotal dengan konsumsi 1,7 juta liter per hari, menanggung kerugian Rp 0,54 triliun,” bebernya.

Baca juga: Ini 5 Konglomerat Penguasa Minyak Goreng RI yang Diungkap Mendag

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com