BANDUNG, KOMPAS.com - Bank BJB berpotensi besar menjadi holding Bank Pembangunan Daerah (BPD) di Indonesia.
Ini seiring dengan terbitnya Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) bahwa BPD harus memiliki modal inti minimal Rp 3 triliun.
"Kalau tidak terpenuhi, akan turun kelas. Namun dari POJK ini ada esepsi, bahwa BPD bisa berkumpul atau membuat KUB (Kelompok Usaha Bank)," ujar Direktur Utama bank bjb Yuddy Renaldi, Jumat (11/3/2022).
Baca juga: Sinergi BPD Dorong Pertumbuhan Ekonomi Daerah
KUB ini nantinya akan membawa bank bjb menjadi holding BPD. Saat ini sudah ada 5 BPD yang intense berkomunikasi dengan bank bjb.
"KUB ini akan menjadi fokus kami, terutama dalam pemanfaatan digitalisasi oleh BPD lainnya," beber Yuddy.
Bank bjb saat ini telah menyiapkan Capex (capital expenditure) hingga Rp 500 miliar untuk memperkuat digitalisasi layanan keuangan. Perseroan berkomitmen tidak pelit belanja Information Technology (IT).
Baca juga: Kantongi Kinerja Kinclong, Bank BJB Ajak Investor Tanam Saham
Apalagi, digitalisasi adalah keniscayaan yang sebagaimana kebutuhan zaman yang serba cepat dan mudah.
Tak hanya itu, bank bjb juga terus memperkuat layanan keuangan dari sisi pembiayaan. Misalnya bjb Indah (Infrastruktur Daerah), memfasilitasi pinjaman modal bagi pemerintah daerah.
Sehingga mereka bisa mendapat pinjaman secara mudah untuk membiayai pembangunan infrastruktur daerah.
"Banyak pemerintah daerah yang minati pembiayaan bjb Indah ini. Tidak cuma pemda di Jabar dan Banten, tapi pemda lainnya juga sangat berminat. Bahkan, untuk program ini Non Performing Loan (NPL)-nya 0, artinya sangat bagus kinerjanya," tutur Yuddy.
Bank bjb juga memiliki program bjb Mesra (Masyarakat Ekonomi Sejahtera).
Program pembiayaan bagi ultra mikro yang tidak bankable namun ingin memajukan usahanya.
Bjb Mesra adalah fasilitas kredit tanpa bunga dan agunan. Namun hanya bisa diakses oleh komunitas di rumah ibadah.
"Target perseroan ke depan mencatat pertumbuhan hingga double digit. Kami akan menjadi elit bank, yaitu menjadi tuan rumah di wilayah kita sendiri. Intinya bagaimana kita kolaborasi dan open minded. Termasuk bagaimana kita juga berupaya penuhi kebutuhan milenial, " beber dia.