KETIKA tulisan ini disusun, perang antara Rusia dan Ukraina masih berlangsung. Tidak jelas kapan tembak-menembak antarnegara akan berakhir kendati upaya perdamaian sudah dijalankan oleh kedua belah pihak.
Bagi dunia kemaritiman (khususnya pelayaran dan pelabuhan) perang tersebut sudah menimbulkan dampak negatif; baik ketika sedang disiapkan hingga perang pecah.
Saat sebelum perang, misalnya. Kapal-kapal yang selama ini melayani pengapalan berbagai komoditas dari kedua negara – batu bara, biji-bijian antara lain – perlahan mulai dialihkan atau diberhentikan pengoperasiannya. Jumlahnya sekitar 700-an kapal. Berjenis bulker.
Sekadar pengingat, Rusia memasok 42 persen total impor batu bara negara-negara Uni Eropa pada 2021 dan 16 persen kebutuhan batubara global.
Adapun Ukraina mengekspor sekitar 36,5 juta ton bijih besi pada tahun 2021. Sekitar 60 persen dari jumlah ini diekspor ke China.
Produk-produk tersebut diangkut setiap bulannya melalui pelabuhan-pelabuhan yang ada di kedua negara.
Setelah perang berjalan beberapa hari, dampaknya makin terasa bagi bisnis perkapalan. Misalnya, kapal mulai dijadikan sasaran oleh AL Rusia.
Sejauh ini, sudah dua kapal yang kena rudal, yaitu MV Namura Queen, bulk carrier berbendera Panama dan chemical tanker berkebangsaan Moldova, MV Millennial Spirit.
Ketika tulisan ini diselesaikan, dua kapal lainnya, masing-masing MV Princess Nicoledan MV Athena, dinaiki (boarding) oleh personel angkatan laut. Hanya diperiksa saja.
Ada juga kapal yang menghajar ranjau laut yang disebar di sekitar Laut Hitam.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.