Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Awali Pekan, Harga Emas Dunia Masih Melemah

Kompas.com - 14/03/2022, 09:33 WIB
Yohana Artha Uly,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Harga emas dunia terpantau masih bergerak melemah pada perdagangan hari ini Senin (14/3/2022), melanjutkan pelemahan pada penutupan perdagangan pekan lalu.

Mengutip data Bloomberg, pada pukul 8.20 WIB harga emas dunia di pasar spot turun 0,76 persen menjadi di level 1.973,25 dollar AS per troy ounce. Sementara harga emas berjangka Comex New York Exchange akhir pekan lalu turun 0,33 persen menjadi di level 1978,40 dollar AS per troy ounce.

Pada perdagangan Jumat (11/3/2022), harga emas di pasar spot ditutup melemah 0,53 persen ke 1.985,29 dollar AS per troy ounce. Pelemahan ini tak lepas dari aksi ambil untung para investor dan membaiknya harga minyak mentah dunia.

Baca juga: Harga Emas Antam Sepekan, Masih Bertahan di Atas Level Rp 1 Juta Per Gram

Perang Rusia-Ukraina memang membuat harga emas dunia terus menguat. Gejolak ekonomi global akibat perang tersebut membuat investor memilih emas sebagai aset aman (safe haven) untuk berinvestasi.

Namun pada perdagangan Kamis lalu, harga emas dunia anjlok, usai reli panjang selama beberapa pekan yang membuat emas menyentuh level di atas 2.000 dollar AS per troy ounce untuk pertama kalinya sejak Agustus 2020. Harga emas di pasar spot turun 3,3 persen dan emas Comex turun 2,7 persen.

Data inflasi Februari 2022 Amerika Serikat (AS) yang melesat hingga ke level tertinggi dalam lebih dari 40 tahun terakhir, ternyata tak mendorong lonjakan harga pada emas. Investor sudah lebih dulu ambil untung setelah harga emas melonjak imbas konflik geopolitik Rusia-Ukraina.

"Angka inflasi tentu merupakan elemen bullish yang mendasari emas. Namun, geopolitik mengalahkan data ekonomi saat ini,” ujar Jim Wycoff, Analis Senior di Kitco Metals.

Selain itu, harga minyak mentah dunia yang anjlok setelah terus menguat akibat perang Rusia-Ukraina, memberikan beberapa bantuan ekonomi setelah sejumlah komoditas terus mengalami inflasi. Hal ini membuat mulai beralih ke aset berisiko sehingga pasar saham justru rebound.

Saat terjadi ketidakpastian ekonomi dan konflik geopolitik, emas sebagai aset lindung nilai memang diburu investor. Tetapi seiring dengan harga minyak mentah yang turun dan mulai beralihnya investor ke pasar saham, harga emas pun mengikuti ke level lebih rendah.

Namun pergerakan emas pada pekan ini akan dipengaruhi kebijakan suku bunga Bank Sentral Amerika Serikat atau Federal Reserve (The Fed). Pasar memperkirakan The Fed akan menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bps).

Namun dengan inflasi AS yang melesat tinggi, pasar menilai ada kemungkinan The Fed akan lebih agresif dalam menaikkan suku bunga di tahun ini. Seperti diketahui, kenaikan suku bunga akan menekan nilai emas yang tidak memberikan bunga atau imbal hasil seperti instrumen investasi lainnya.

Baca juga: Syarat dan Cara Gadai Gadai Emas Fisik lewat BSI Mobile

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Efek Panjang Pandemi, Laba Bersih Mandala Finance Turun 35,78 Persen

Efek Panjang Pandemi, Laba Bersih Mandala Finance Turun 35,78 Persen

Whats New
Heboh Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta, Cek Ketentuannya

Heboh Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta, Cek Ketentuannya

Whats New
KB Bank Targetkan Penyelesaian Perbaikan Kualitas Aset Tahun Ini

KB Bank Targetkan Penyelesaian Perbaikan Kualitas Aset Tahun Ini

Whats New
Astra Agro Lestari Sepakati Pembagian Dividen Rp 165 Per Saham

Astra Agro Lestari Sepakati Pembagian Dividen Rp 165 Per Saham

Whats New
Ditopang Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Diprediksi Semakin Moncer

Ditopang Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Diprediksi Semakin Moncer

Whats New
Survei: 69 Persen Perusahaan Indonesia Tak Rekrut Pegawai Baru untuk Hindari PHK

Survei: 69 Persen Perusahaan Indonesia Tak Rekrut Pegawai Baru untuk Hindari PHK

Work Smart
Heboh Loker KAI Dianggap Sulit, Berapa Sih Potensi Gajinya?

Heboh Loker KAI Dianggap Sulit, Berapa Sih Potensi Gajinya?

Whats New
Tantangan Menuju Kesetaraan Gender di Perusahaan pada Era Kartini Masa Kini

Tantangan Menuju Kesetaraan Gender di Perusahaan pada Era Kartini Masa Kini

Work Smart
Bantuan Pesantren dan Pendidikan Islam Kemenag Sudah Dibuka, Ini Daftarnya

Bantuan Pesantren dan Pendidikan Islam Kemenag Sudah Dibuka, Ini Daftarnya

Whats New
Tanggung Utang Proyek Kereta Cepat Whoosh, KAI Minta Bantuan Pemerintah

Tanggung Utang Proyek Kereta Cepat Whoosh, KAI Minta Bantuan Pemerintah

Whats New
Tiket Kereta Go Show adalah Apa? Ini Pengertian dan Cara Belinya

Tiket Kereta Go Show adalah Apa? Ini Pengertian dan Cara Belinya

Whats New
OJK Bagikan Tips Kelola Keuangan Buat Ibu-ibu di Tengah Tren Pelemahan Rupiah

OJK Bagikan Tips Kelola Keuangan Buat Ibu-ibu di Tengah Tren Pelemahan Rupiah

Whats New
Pj Gubernur Jateng Apresiasi Mentan Amran yang Gerak Cepat Atasi Permasalahan Petani

Pj Gubernur Jateng Apresiasi Mentan Amran yang Gerak Cepat Atasi Permasalahan Petani

Whats New
LPEI dan Diaspora Indonesia Kerja Sama Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

LPEI dan Diaspora Indonesia Kerja Sama Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

Whats New
Unilever Tarik Es Krim Magnum Almond di Inggris, Bagaimana dengan Indonesia?

Unilever Tarik Es Krim Magnum Almond di Inggris, Bagaimana dengan Indonesia?

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com