Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wall Street Mayoritas Merah, Saham Apple, Qualcomm, hingga JD.Com Berguguran

Kompas.com - 15/03/2022, 06:39 WIB
Kiki Safitri,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

Sumber CNBC

JAKARTA, KOMPAS.com – Saham-saham di bursa saham AS atau Wall Street pada penutupan perdagangan Senin (14/3/2022) waktu setempat (Selasa pagi WIB) ditutup mayoritas merah.

Sentimen konflik Rusia dan Ukraina masih membayangi pergerakan pasar global. Investor juga mengantisipasi kenaikan suku bunga pertama oleh Federal Reserve pada minggu ini.

Melansir CNBC, Nasdaq Composite turun 2,04 persen menjadi 12.581,22, dan &P 500 melemah 0,74 persen di posisi 4.173,11. Sementara itu, Dow Jones Industrial Average (DJIA) senderung stagnan, dan naik tipis sekitar 1 poin menjadi 32.945,24.

Baca juga: Isu Delisting Perusahaan China di AS Mencuat Lagi, Saham Alibaba, Baidu, hingga JD.com Rontok

“Sentimen investor cukup buruk. Investor memiliki posisinya sendiri, dan enggan untuk menjual semuanya bersama-sama karena berharap akan ada reli snapback yang cukup besar,” kata Tom Martin, manajer portofolio senior di Globalt Investments.

Pergerakan saham di Wall Street masih dipengaruhi oleh konflik antara Rusia dan Ukraina, ketika kedua negara melanjutkan pembicaraan pada hari Senin. Seorang pejabat Ukraina mengatakan tujuan negara itu adalah untuk mengamankan gencatan senjata dan penarikan segera pasukan Rusia, bersama dengan jaminan keamanan lainnya.

Di sisi lain, pertempuran memanas di sekita ibukota Ukraina, Kyiv. Pasukan militer Rusia membombardir kota-kota di seluruh negeri.

Sementara itu, dampak finansial dari sanksi keras Rusia masih menjadi fokus yang lebih tajam dalam beberapa hari mendatang menjelang pembayaran obligasi negara yang dijadwalkan tidak lama lagi.

Penurunan DJIA didorong oleh turunnya saham Apple 2,6 persen, Nike ambles 4,1, Intel 3 persen, sementara Chevron dan Salesforce turun masing – masing 2,4 persen.

Qualcomm, salah satu penurunan paling dalam di S&P 500, yakni 7,2 persen. Sementara itu, perusahaan pembuat chip seperti Marvell turun 4,5 persen, dan Nvidia 3,4 persen.

Nasdaq, seperti JD.Com ambles 10,5, Splunk 9,7, NetEase 9,5, dan Baidu 8,3. Hal ini tidak lepas dari sentimen ancaman delisting perusahaan China di AS.

Baca juga: IHSG Ditutup Menguat, Rupiah Melemah

Minyak mentah West Texas Intermediate cenderung stabil di posisi 103,01 per barel, dan minyak mentah Brent di level 106,9 dollar AS per barel atau turun 5,1 persen. Selama sesi perdagangan, WTI sempat turun di bawah 100 dollar AS per barel.

Mengekor harga minyak, saham perusahaan energi yang bergerak di sektor perminyakan juga jatuh, seperti Devon Energy turun 10,1 persen dan Coterra Energy turun 9,7 persen.

Emas berjangka tergelincir 1,2 persen menjadi 1,960,80 dollar AS per ounce. Palladium turun 13,5 persen menjadi 2.417,60 dollar AS per ounce.

“Pergerakan baru-baru berada dalam kisaran harga yang sangat ekstrem, dan jika pergerakan ini bertahan untuk jangka waktu yang lama, maka penurunan ekonomi akan signifikan. Tetapi belum ada tanda ke arah resesi, dan sejauh ini tidak ada ekuitas yang mengalami penurunan," kata ahli strategi JPMorgan Mislav Matejka.

Baca juga: Wall Street Ditutup Merah, Saham Apple dan Meta Platform Rontok

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber CNBC
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com