Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

LKPP Dorong Optimalisasi APBN-APBD agar Serap Produk UMKM

Kompas.com - 16/03/2022, 20:17 WIB
Agustinus Rangga Respati,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah mendorong optimalisasi belanja APBN dan APBD untuk produk dalam negeri, UMKM, serta koperasi.

Pemerintah sendiri memiliki target pembelanjaan Rp 400 triliun untuk produk dalam negeri.

Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) Abdullah Azwar Anas menyatakan, Presiden Joko Widodo telah memberi arahan kepada seluruh kementerian, lembaga, dan pemerintah daerah untuk memberi porsi besar bagi pelaku usaha lokal dan UMKM yang mengembangkan produk dalam negeri.

Baca juga: Soal Pengadaan Logistik Pemilu, KPU Minta Saran ke LKPP

”Arahan Presiden Joko Widodo jelas, yaitu bagaimana agar APBN dan APBD dioptimalkan untuk produk dalam negeri dan UMKM. LKPP tentu mengikuti arahan Presiden dengan menyiapkan inovasi agar proses birokrasi lebih mudah dalam meningkatkan keterlibatan PDN dan UMKM,” ujar Anas dalam siaran pers, Rabu (16/3/2022).

“LKPP juga menargetkan 200.000 produk bisa tayang dalam Katalog Elektronik LKPP (e-Katalog) pada Maret 2022 ini, dan 1 juta produk di akhir 2022, dengan prioritas pada produk dalam negeri,” imbuh Anas.

Baca juga: LKPP: 274 Perusahaan Kena Blacklist Tak Bisa Ikut Lelang Pengadaan Pemerintah

Ia menjelaskan, katalog elektronik adalah sistem online yang dikembangkan LKPP. Katalog ini menyediakan beragam produk yang dibutuhkan pemerintah.

Anas menggambarkan perhitungan BPS, ketika optimalisasi belanja ke produk dalam negeri mencapai Rp 400 triliun, pertumbuhan ekonomi bisa naik hingga 1,7 - 1,8 persen.

“Sehingga sesuai arahan Presiden Jokowi, belanja pemerintah menjadi pemicu pertumbuhan, yang ujungnya pengentasan kemiskinan dan pengurangan pengangguran di masa pemulihan ekonomi saat ini,” jelas Anas.

Baca juga: LKPP: 274 Perusahaan Kena Blacklist Tak Bisa Ikut Lelang Pengadaan Pemerintah

Anas mengatakan, ada sejumlah strategi untuk mendorong optimalisasi belanja produk dalam negeri di lingkungan pemerintah pusat hingga daerah. Dia menyebutnya sebagai ekosistem belanja negara.

“Ekosistem ini mencakup kebijakan, infrastruktur teknologi, hingga kolaborasi antar kementerian/lembaga dan pemda. Beberapa waktu terakhir ini terus diakselerasi oleh Kemenko Marves sebagai ketua tim nasional peningkatan penggunaan produk dalam negeri, termasuk intens menyampaikan ini ke kementerian dan pemda,” papar Anas.

LKPP, sambung Anas, telah mencoba memangkas birokrasi dalam penayangan produk di e-Katalog.

Misalnya, pembentukan pengelola e-katalog lokal untuk pemerintah daerah. Ia bilang, sebelumnya ada empat tahapan birokrasi, tapi kini menjadi satu tahapan saja.

“E-Katalog Lokal akan mendorong pelaku usaha daerah tumbuh, termasuk usaha-usaha skala kecil menengah. Sehingga ekonomi lokal bergerak. Juga yang pasti mendorong transparansi dan semuanya tetap akuntabel,” tutur dia.

Tak sampai di situ, ia mengakui LKPP telah memangkas birokrasi pencantuman produk pada e-Katalog Lokal dari sembilan tahap menjadi hanya lima tahap.

“Bersama Menteri Dalam Negeri, LKPP juga telah menerbitkan surat edaran yang secara teknis mendorong belanja produk dalam negeri dan UMK di pemda,” tutup Anas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Perputaran Uang Judi Online di RI sampai Rp 327 Triliun Setahun

Perputaran Uang Judi Online di RI sampai Rp 327 Triliun Setahun

Whats New
Bapanas Pastikan Konflik Israel-Iran Tak Pengaruhi Masuknya Komoditas Pangan yang Rutin Diimpor

Bapanas Pastikan Konflik Israel-Iran Tak Pengaruhi Masuknya Komoditas Pangan yang Rutin Diimpor

Whats New
Pasca Akuisisi BPR, KoinWorks Fokus Inovasi dan Efisiensi Tahun Ini

Pasca Akuisisi BPR, KoinWorks Fokus Inovasi dan Efisiensi Tahun Ini

Whats New
Lion Air Bantah 2 Pegawai yang Ditangkap Menyelundupkan Narkoba Merupakan Pegawainya

Lion Air Bantah 2 Pegawai yang Ditangkap Menyelundupkan Narkoba Merupakan Pegawainya

Whats New
Indofarma Akui Belum Bayar Gaji Karyawan Periode Maret 2024, Mengapa?

Indofarma Akui Belum Bayar Gaji Karyawan Periode Maret 2024, Mengapa?

Whats New
Pesetujuan KPR BSI Kini Hanya Butuh Waktu Satu Hari

Pesetujuan KPR BSI Kini Hanya Butuh Waktu Satu Hari

Spend Smart
Bank Sentral Inggris Diprediksi Pangkas Suku Bunga pada Mei 2024

Bank Sentral Inggris Diprediksi Pangkas Suku Bunga pada Mei 2024

Whats New
Cara Membuat Kartu ATM BCA Berfitur Contactless

Cara Membuat Kartu ATM BCA Berfitur Contactless

Work Smart
Pertanyaan Umum tapi Menjebak dalam Wawancara Kerja, Apa Itu dan Bagaimana Cara Jawabnya?

Pertanyaan Umum tapi Menjebak dalam Wawancara Kerja, Apa Itu dan Bagaimana Cara Jawabnya?

Work Smart
Menko Airlangga soal Kondisi Geopolitik Global: Belum Ada Apa-apa, Kita Tenang Saja...

Menko Airlangga soal Kondisi Geopolitik Global: Belum Ada Apa-apa, Kita Tenang Saja...

Whats New
Pasar Perdana adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Pasar Perdana adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Work Smart
Apa Dampak Konflik Iran-Israel ke Industri Penerbangan Indonesia?

Apa Dampak Konflik Iran-Israel ke Industri Penerbangan Indonesia?

Whats New
HUT Ke-35 BRI Insurance, Berharap Jadi Manfaat bagi Masyarakat

HUT Ke-35 BRI Insurance, Berharap Jadi Manfaat bagi Masyarakat

Rilis
Menperin Siapkan Insentif untuk Amankan Industri dari Dampak Konflik Timur Tengah

Menperin Siapkan Insentif untuk Amankan Industri dari Dampak Konflik Timur Tengah

Whats New
Respons Bapanas soal Program Bantuan Pangan Disebut di Sidang Sengketa Pilpres

Respons Bapanas soal Program Bantuan Pangan Disebut di Sidang Sengketa Pilpres

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com