Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bitcoin Sentuh Level Rp 586,13 Juta, Simak Harga Kripto Hari Ini

Kompas.com - 17/03/2022, 08:10 WIB
Kiki Safitri,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com – Pasar aset kripto tampak cerah pada pagi ini, Kamis (17/3/2022), setelah kemarin sempat mengalami pelemahan. Melansir Coinmarketcap, pagi ini 9 dari 10 aset kripto berkapitalisasi pasar terbesar bergerak di zona hijau dalam 24 jam terakhir.

Nilai mata uang kripto paling bersinar pagi ini, adalah Polkadot (DOT) yang melesat 6,08 persen di level 18,9 dollar AS atau Rp 270.477 (kurs Rp 14.311 per dollar AS). Menyusul Ethereum (ETH) di level 2.748 dollar AS atau menanjak 4,8 persen setara dengan Rp 39,3 juta. Bitcoin (BTC) berada di harga 40.957 dollar AS atau naik 3,7 persen sekitar Rp 586,13 juta.

Penguatan diikuti oleh Solana (SOL) dan Cardano (ADA) yang masing–masing naik 3,03 persen di posisi 85,82 dollar AS, dan 0,8 dollar AS. Sementara itu Binance Exchange bertengger di level 383,1 dollar AS atau naik 3 persen.

Baca juga: IHSG Bakal Uji Level di 7.000? Simak Rekomendasi Sahamnya

Dogecoin (DOGE) mengut 2,6 persen di posisi 0,11 dollar AS, sementara itu Terra (LUNA) terkoreksi 0,05 persen menjadi 88,3 dollar AS.

Pagi ini Tether (USDT) naik 0,02 persen di posisi 1 dollar AS, dan USD Coin (USDC) di level 0,9 dollar AS atau menguat 0,04 persen. Sebagai informasi USDT dan USDC merupakan mata uang kripto golongan stable coin atau jenis mata uang kripto yang dibuat untuk menawarkan harga yang stabil terhadap dollar AS.

Mengutip Businessinsider, pendiri Galaxy Digital sekaligus miliarder Mike Novogratz mengatakan bitcoin akan berjuang menguat dan dalam trend reli saat ini, meskipun pengumuman kenaikan suku bunga The Fed dan konflik yang sedang berlangsung antara Rusia dan Ukraina akan membatasi potensi kenaikan bitcoin.

Baca juga: [POPULER MONEY] Harga Minyak Goreng Terbaru | 6 Fakta Rencana IPO GoTo

"Saya tidak berpikir bitcoin dapat reli secara agresif sampai kita mendapatkan jeda. Bitcoin adalah cerita naratif, membawa orang ke dalam komunitas. Sulit untuk membawa investor baru ketika bitcoin melemah,” kata Novogratz.

Aset berisiko seperti mata uang kripto, saham, dan sejumlah komoditas melonjak selama 2020 dan 2021. Hal ini tidak lepas dari kebijakan Fed yang mengguyur miliaran dollar AS ke dalam sistem keuangan untuk menjaga biaya pinjaman tetap rendah, sekaligus mendorong pemulihan ekonomi dari pandemi.

Bank sentral sekarang memperketat kebijakan moneter, dengan mengurangi program stimulus itu dan menaikkan suku bunga untuk pertama kalinya dalam beberapa tahun. Namun, menurut Novogratz perang Rusia dan Ukraina berdampak pada pertumbuhan global, dan investor kemungkinan akan mengevaluasi kembali aset kripto mereka, seperti bitcoin.

Novogratz juga mengungkapkan, rencana Rusia untuk mengelak dari sanksi international dengan memanfaatkan aset kripto tidak akan terjadi. Namun, Novogratz percaya, kripto dapat diadopsi secara universal sebagai alat pembayaran.

“Bitcoin tumbuh jauh lebih cepat tahun lalu, kripto tumbuh lebih cepat daripada internet di tahun-tahun 90-an. Jadi saya melihat ini menjadi viral di mana-mana,” katanya.

Bitcoin melonjak ke rekor tertinggi tahun lalu sekitar 69.000 dollar AS di akhir tahun lalu, sebelum mundur ke sekitar 40.000 dollar AS saat ini. Meskipun telah menurun selama berbulan-bulan, harga bitcoin masih menguat hampir 1.000 persen dari tahun lalu.

Baca juga: ADB: Pandemi Covid-19 Bikin 4,7 Juta Penduduk Asia Tenggara Miskin Ekstrem

Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual mata uang kripto. Kompas.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan Investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual mata uang kripto.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com