Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Penyebab Harga Minyak Goreng di Malaysia Cuma Rp 8.500 Per Kg

Kompas.com - 17/03/2022, 11:32 WIB
Muhammad Idris

Penulis

KOMPAS.com - Harga minyak goreng tengah melonjak drastis di beberapa daerah di Indonesia. Hal ini terjadi setelah pemerintah resmi mencabut aturan harga eceran tertinggi (HET) minyak goreng kemasan.

Di beberapa ritel modern, harga minyak goreng kemasan 2 liter dibanderol nyaris Rp 50.000. Yang menarik, setelah HET tak berlaku, minyak goreng kini mulai mengisi rak yang sebelumnya lebih sering kosong di sejumlah ritel modern.

Sebagai perbandingan, berapa harga minyak di negara tetangga Malaysia yang juga merupakan produsen minyak kelapa sawit terbesar di dunia?

Pemerintah Malaysia sendiri memberlakukan HET untuk beberapa bahan kebutuhan pokok yang dijual di pasar, salah satunya minyak masak, sebutan minyak goreng di Negeri Jiran.

Baca juga: Putin Remehkan Bombardir Sanksi Barat, Anggap Rusia Bakal Makin Kebal

Dikutip dari laman resmi Kementerian Perdagangan Dalam Negeri dan Halehwal Pengguna (KPDNHEP), pemerintah Malaysia menetapkan harga minyak goreng di Malaysia, untuk kemasan sederhana adalah sebesar Ringgit Malaysia (RM) 2,5 atau setara dengan Rp 8.500 (kurs Rp 3.400) per kilogram.

Perlu diketahui, di pasar Malaysia, minyak goreng dijual dalam ukuran kilogram, bukan liter sebagaimana yang dipakai pelaku ritel di Indonesia. Dengan perhitungan masa jenis minyak goreng, maka 1 liter minyak goreng berkisar 0,9 kg.

Rendahnya harga minyak goreng di Malaysia tak lepas dari subsidi dari pemerintah melalui program Cooking Oil Stabilization Scheme (COSS). Minyak goreng ini dikemas dalam plastik polybag sederhana. 

Wakil Menteri Perdagangan Dalam Negeri dan Hal Ehwal Pengguna (KPDNHEP), Datuk Rosol Wahid berkata, dengan harga yang sudah ditetapkan pemerintah tersebut, pedagang masih bisa mendapatkan margin untung.

Baca juga: 22 Tahun Pisah dari RI, Mengapa Timor Leste Setia Gunakan Dollar AS?

"Harga minyak masak bersubsidi dalam 1 paket berisi 1 kilogram hanya dijual RM 2,5. Mereka (pedagang) dipastikan mendapatkan keuntungan," kata Rosol Wahid dikutip dari Sinar Harian Malaysia.

Total subsidi minyak goreng yang digelontorkan pemerintah Malaysia sebesar RM 1,9 miliar atau Rp 6,48 triliun di tahun ini. Meski begitu, program COSS ini memang diakui pemerintah Malaysia masih perlu banyak perbaikan, terutama dalam hal pengawasan.

Ini karena dalam beberapa kasus yang terungkap, masih ditemukan kebocoran di mana minyak goreng subsidi rupanya banyak dijual ke industri makanan dan minuman, termasuk restoran, yang seharusnya dilarang menggunakan minyak non-subsidi.

"Kami terus menyelidiki, siapa saja yang melakukan pelanggaran, apakah itu pedagang grosir atau perusahaan pengemasan. Karena minyak goreng subsidi hanya boleh digunakan rumah tangga, KPDNHEP akan menyelidik, dan tindakan tegas akan dilakukan kepada mereka yang terlibat," kata dia.

Baca juga: Ironi Negeri Kaya Sawit, Rakyat Saling Dorong Berebut Minyak Goreng

Harga minyak goreng nonsubsidi Malaysia

Untuk harga minyak goreng non-subsidi, KPDNHEP merilis harga minyak goreng adalah sebesar RM 27,9 atau sekitar Rp 95.100 untuk ukuran 5 kg.

Dengan kata lain, harga minyak goreng di Malaysia adalah sebesar Rp 19.020 per kilogramnya. Harga tersebut untuk beberapa wilayah seperti Negara Bagian Pulau Pinang.

Di negara bagian lain, harga minyak masak lebih tinggi seperti Negara Bagian Perlis yakni RM 28,29 dan di Negara Bagian Kedah RM 28,90 untuk setiap kemasan 5 kilogram.

Namun begitu, harga minyak goreng nonsubsidi di Malaysia relatif masih lebih rendah dibandingkan harga rata-rata minyak goreng secara nasional di Indonesia.

Selain itu, tolak ukur lainnya, penduduk negeri Jiran juga memiliki pendapatan per kapita lebih tinggi yakni sebesar Rp 149,25 juta atau hampir tiga kali lipat lebih tinggi dari PDB per kapita Indonesia saat ini yakni Rp 55,52 juta.

Baca juga: Ironi Minyak Goreng Mahal dan Luas Kebun Sawit yang Terus Bertambah

KPDNHEP juga secara rutin memberikan informasi harga bahan kebutuhan pokok, termasuk minyak goreng, sebagai acuan konsumen sebelum berbelanja di pasar, baik melalui laman resminya maupun aplikasi bernama PriceCather.

Minyak goreng di perbatasan Indonesia-Malaysia

Harga minyak goreng di Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, turun di harga Rp 21.000 per kg dari sebelumnya Rp 24.000 per kg. Turunnya harga minyak goreng ini disebabkan banyaknya stok di pasaran.

Namun demikian, harga ini merupakan minyak asal Malaysia, bukan minyak goreng buatan Indonesia. Muhammad Jafar, pedagang sembako di Pulau Sebatik, mengatakan kelangkaan minyak goreng tidak terjadi di kawasan yang berbatasan langsung dengan Malaysia.

"Setiap hari, kapal-kapal pengusaha lokal datang dari Malaysia membawa Sembako termasuk minyak goreng. Saat barang banyak dan mudah diperoleh dari Malaysia, harga akan murah, seperti yang terjadi saat ini," ujar Jafar, Rabu (16/3/2022).

Baca juga: Hutan Dibabat demi Sawit, Tapi Minyak Goreng Justru Langka dan Mahal

Rata-rata, para pedagang sembako di Nunukan mengambil 20 kotak minyak goreng Malaysia. Dalam satu kotaknya, terdapat 17 bungkus isi 1 kg.

"Saat ini harga eceran minyak goreng sekitar Rp 21.000 per kg. Stok juga banyak, kalau kami di Pulau Sebatik, semua kebutuhan mayoritas diambil di Malaysia. Tidak pernah ada antrean minyak goreng, paling hanya antrean masyarakat mau vaksin Covid-19 saja adanya," katanya berkelakar.

Besaran harga minyak goreng di Sebatik juga diterapkan di Nunukan. Para pedagang di sejumlah pasar tradisional, menjual minyak goreng Malaysia dengan harga Rp 21.000 per kg.

Bandrol harga ini sudah turun dari sebelumnya yang dihargai sampai Rp 24.000 per kg. Salah satu pedagang Sembako di Pasar Sentral Inhutani Nunukan Jumri mengatakan, stok minyak goreng asal Malaysia sedang banyak, sehingga harga juga turun dari biasanya.

Baca juga: Menko Airlangga Pastikan Minyak Goreng Subsidi Sudah Tersedia di Pasar

"Kami kulakan di Sebatik. Sekali beli 20 kotak minyak goreng, sekarang harganya 95 ringgit per kotak. Kalau harga satuannya sekitar Rp 19.700 per kg, kami jual Rp 21.000. Sebelumnya harganya sampai Rp 24.000," katanya.

Jumri yang sudah bertahun-tahun menjadi penjual sembako mengakui minyak goreng Malaysia memang jauh lebih mudah diperoleh ketimbang minyak goreng lokal yang didistribusikan Pemerintah RI, dari Surabaya atau Sulawesi.

Masyarakat Nunukan juga lebih memilih membeli minyak goreng Malaysia. Selain sudah terbiasa, kualitas dan harganya juga sama saja.

"Lebih ke gampang dapatnya ya. Karena Nunukan itu lebih banyak minyak goreng Malaysia-nya. Jadi masyarakat sudah terbiasa pakai Malaysia punya. Kalau rasa masakan, harga atau kualitas, tidak ada bedanya," kata Jumri.

Baca juga: Ini Penyebab Minyak Goreng Langka Versi Ombudsman

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com