Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PLN dan IBC Mulai Bangun "Battery Energy Storage System" Tahun Ini

Kompas.com - 17/03/2022, 14:03 WIB
Yohana Artha Uly,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT PLN (Persero) bekerja sama dengan Indonesia Battery Corporation (IBC) dalam mengerjakan pembangunan battery energy storage system (BESS) berkapasitas 5 megawatt (MW) di tahun ini.

Program ini merupakan tindak lanjut dari rencana kerja IBC untuk memulai ekosistem baterai storage di Indonesia sebagai upaya mempercepat transisi energi hijau dan mencapai net zero emission (NZE) pada 2060.

Direktur Perencanaan Korporat PLN Evy Haryadi mengatakan, pengembangan energi baru terbarukan (EBT) di Indonesia sangat membutuhkan BESS yang andal.

Baca juga: PLN Dapat Pinjaman 380 Juta Dollar AS untuk Bangun PLTA Upper Cisokan

Lantaran pembangkit EBT saat ini didominasi Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) yang bersifat intermiten atau tidak stabil.

"Karena pengembangan pembangkit EBT saat ini banyak didominasi oleh PLTS dan PLTB yang bersifat intermiten, sehingga membutuhkan baterai agar dapat memberikan suplai listrik yang konsisten," ujar Evy dalam keterangannya, Kamis (17/3/2022).

Terlebih, PLN memiliki program konversi Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) ke pembangkit EBT yang akan dikerjakan dalam waktu dekat. Pada tahun ini rencananya ada 250 MW PLTD yang akan dikonversi ke PLTS.

"Maka sejalan dengan rencana tersebut, peran BESS menjadi sangat penting agar pasokan listrik ke masyarakat tetap bisa nyala selama 24 jam," imbuhnya.

Baca juga: PLN: Listrik Aceh Padam karena Gangguan Pasokan LNG Arun

Ia menjelaskan, dalam membangun BESS ini, PLN melibatkan anak usahanya yang bergerak di bidang pembangkitan yaitu PT Indonesia Power dan PT Pembangkitan Jawa Bali, serta unit bisnis Pusat Pemeliharaan Ketenagalistrikan (Pusharlis).

"Implementasi kerja sama yang akan dilakukan antara PLN, IP, PJB, dan IBC pada tahun 2022 adalah dengan membentuk Kerja Sama Operasi (KSO) untuk Pilot Project BESS sebesar 5 MW," ungkap dia.

Nantinya teknologi BESS ini akan diterapkan diseluruh pembangkit milik PLN Group. Dia menargetkan, setelah melakukan pilot project bersama, KSO diharapkan dapat langsung diimplementasikan pada program dedieselisasi PLTD milik PLN.

Sementara itu, Direktur Keuangan IBC Bernardi Djumiril mengatakan, kerja sama antara IBC dan PLN Group akan mengakselerasi pengembangan BESS di Indonesia. Perusahaan menargetkan bisa menghasilkan baterai yang berkualitas tinggi dengan harga yang lebih murah.

"Karena pengembangan dan risetnya harus di-develop sedemikian rupa sehingga pengembangan BESS dapat terakselerasi dengan baik dan tepat guna," ucap dia.

Ia menambahkan, sebagai anak usaha dari PLN, IBC melihat framework pengembangan teknologi saat ini sudah terbentuk dengan PLN Group. Melalui kerja sama, maka visi IBC untuk menciptakan industri baterai yang terintegrasi dari hulu ke hilir dapat terealisasi lebih cepat.

"PLN Group mengelola PLTS maupun PLTB yang sangat vital untuk menguji keandalan baterai dari hasil riset ini nantinya," katanya.

Sebagai informasi, BESS berfungsi untuk menyimpan energi listrik berlebih yang dihasilkan oleh pembangkit EBT, yang kemudian akan menyuplai listrik pada saat pembangkit EBT tidak dapat menghasilkan energi. Selain itu, BESS juga dapat dioperasikan sebagai backup power.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com