Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi soal Transisi Energi: Negara dengan Beban Berat Harus Dibantu

Kompas.com - 17/03/2022, 17:04 WIB
Fika Nurul Ulya,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo mengungkapkan transisi energi baru terbarukan membutuhkan dana yang sangat besar. Tak ayal, pendanaan menjadi salah satu tantangan transisi energi di dunia.

Isu pendanaan ini juga membuat tidak semua negara siap melakukan transisi. Untuk itu dia meminta negara-negara maju yang sudah siap terlebih dahulu membantu pendanaan di negara yang belum siap.

"Negara yang bebannya berat harus dibantu dan diberikan kemudahan. Negara yang sudah siap bisa jalan terlebih dahulu sambil membantu negara lain yang belum mampu," kata Jokowi dalam Seminar Tingkat Tinggi S20-G20 Indonesia 'Just Energy Transition' secara virtual, Kamis (17/3/2022).

Baca juga: Jokowi: Transisi Energi Bukan Cuma Soal Perubahan Energi Fosil ke Energi Terbarukan...

Jokowi tidak memungkiri, setiap negara memiliki tantangan dan kebutuhan yang berbeda dalam mentransformasikan sistem energi. Pasalnya, transisi energi bukan hanya soal perubahan penggunaan bahan bakar fosil, tapi juga mengubah banyak aspek.

Untuk itu dia ingin seluruh negara di dunia, khususnya negara anggota G20 mencari jalan keluar dari tantangan yang ada. Dia berharap forum G20 dapat menjembatani negara-negara berkembang dan maju untuk memperkuat sistem energi global yang adil.

"Kita harus membangun lebih banyak kolaborasi untuk mempermudah akses layanan energi yang terjangkau, menciptakan teknologi dan terobosan pendanaan, merumuskan strategi yang konsisten dan berkelanjutan," ucap Jokowi.

Baca juga: Luhut: Putra Mahkota Kerajaan Arab Saudi WA Saya Tanya Progres Investasi IKN Nusantara

Tiga tantangan transisi energi

Secara garis besar, Jokowi merinci 3 tantangan besar dalam mentransisikan energi baru terbarukan. Tantangan itu muncul di tengah peluang yang terbuka lebar, mulai dari peningkatan lapangan pekerjaan hingga peningkatan inovasi dan peluang ekonomi baru.

Tantangan pertama adalah akses energi bersih. Ia mengemukakan, tidak semua warga dunia memiliki akses pada energi yang terjangkau, andal, berkelanjutan yang modern.

Tantangan kedua adalah soal pendanaan. Dia menuturkan, proses transisi membutuhkan dana yang sangat besar. Pasalnya, transisi energi membutuhkan proyek-proyek baru.

Baca juga: Erick Thohir Bubarkan 3 BUMN

Proyek-proyek baru itu tentu membutuhkan investasi baru. Oleh karenanya, kata Jokowi, dibutuhkan eksplorasi mekanisme pembiayaan yang tepat agar tercipta keekonomian harga yang kompetitif dan tidak membebani masyarakat.

Sementara itu tantangan ketiga adalah dukungan riset dan teknologi. Tidak bisa dipungkiri, transisi energi memerlukan peran ilmu pengetahuan dan teknologi untuk menghasilkan teknologi baru yang lebih efisien dan lebih kompetitif.

"Teknologi baru yang lebih efisien bisa menurunkan biaya dan meningkatkan nilai tambah pada produk industri energi baru terbarukan," tandas Jokowi.

Baca juga: Tak Hanya Minyak Goreng, Kenaikan Tarif Jasa Angkutan Laut Juga Diprediksi Terus Berlanjut

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com