Kenaikan harga berbagai komoditas pangan ini tidak hanya dihadapi oleh Indonesia tetapi juga seluruh negara di dunia dan menjadi permasalahan internasional.
"Inflasi di Amerika Serikat sebelum invasi Rusia ke Ukraina sudah lebih dari 7,5 persen. Inflasi makanan di China lebih dari 9 persen," ujarnya.
Kendati demikian, dia mengakui kesalahannya yang tidak dapat memprediksi kenaikan harga komoditas pangan dan energi akibat perang antara Rusia dan Ukraina.
Kesalahan inilah yang membuat dia selaku Mendag menerbitkan berbagai kebijakan dalam Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) yang silih berganti.
"Itu saya akui sepenuh hati dan saya tidak melihat di kaca spion kenaikan harga akibat invasi Rusia itu menajdi luar biasa. Harga batu bara dari 180 dollar AS loncat 430 dollar AS. Harga minyak dari 60 dollar AS loncat 139 dollar AS, pernah seminggu lalu ketika invasi berjalan. Itu saya akui," tutur dia.
Baca juga: Harga Minyak Goreng Kemasan Naik, Pegawai Alfamart: Barang Baru Datang Langsung Diserbu
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.